***
Â
4. Local Wisdom (Kearifan Lokal)
Ada pribahasa nusantara kita berkata: Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Pribahasa ini penuh makna intrinsik, dalam menghargai, menghormati, dan menerima prinsip hidup atau adat istiadat dan budaya masyarakat setempat. Ada ruang kehidupan masyarakat setempat yang perlu diadaptasi (survival adaptation) untuk bisa bertahan hidup bersama. Ada kearifan lokal masyarakat yang perlu proses asimilasi pemikiran, seperti adat budaya, yang perlu dijunjung tinggi.
YTP berkata: "Rumah adalah tempat tinggal kita sebagai manusia yang beradab dan berbudaya. Setiap orang mengidamkan tempat tinggal yang nyaman, aman, damai, mendapat kasih sayang, penuh dengan berkat, dan kelimpahan." Salah satu fungsi rumah adalah tempat untuk mendidik generasi mengenai adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang dianut keluarga. Slogan "Kaltara Rumah Kita" menemui makna yang sebenar-sebenarnya ketika Kaltara dan segala kearifan lokalnya dijunjung tinggi oleh semua masyarakat yang ada di Kaltara.
Program yang dapat dikembangkan:
- Festival Budaya Kaltara, menampilkan makna kearifan lokal melalui seni musik, tarian (seperti Tari Jepen Tidung sarat makna kesetiakawanan), kerajinan tangan, makanan (seperti budaya Meja Panjang Dayak yang sarat makna persaudaraan) dan hal unik lainnya. Festival ini bisa menjadi daya tarik wisatawan jika rutin dilakukan setiap tahun, bisa secara bergiliran di 5 kabupaten/kota yang ada di Kaltara.
- Perlindungan Kearifan Lokal (Local Wisdom) sesuai UU 32 Tahun 2009, seperti perlindungan nilai-nilai luhur, perlindungan lingkungan hidup/ekosistem, dan perlindungan hak mengelola hutan sebagai rumah atau "ibu" di pedalaman.
- Pendidikan Kearifan Lokal di sekolah perlu ditingkatkan.
- Perusahaan menghargai dan memberi kompensasi atas eksploitasi hutan atau alam Kaltara yang masih terikat dengan pandangan hidup masyarakat setempat yang memandang hutan bagaikan ibu dan segala isi hutan bagai air susu ibu yang memberi kehidupan.
- Penataran "survival adaptation" bagi pendatang baru di Rumah Kaltara.
- Pembentukan/penguatan paguyuban adat budaya Kaltara
***
Â
5. True Tolerance (Toleransi Sejati)
Rumah adalah tempat awal membangun toleransi sejati antar anggota keluarga. Toleransi merupakan sikap sabar, murah hati, menghargai dan menghormati antar pribadi dan kelompok. Ada standar moral transenden yang objektif yang diterima secara sukarela. Standar moral toleransi sejati didasarkan pada hati nurani dan sikap hormat terhadap martabat manusia, keyakinan, budaya, dan pandangan hidup lainnya.
Slogan "Kaltara Rumah Kita" mau meletakkan adanya standar moral dari toleransi sejati (True Tolarance). Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan pernyataan yang mengakui realitas Indonesia majemuk (bhineka) namun selalu mencita-citakan terwujudnya kesatuan. Toleransi sejati dalam pengenalan dan perbedaan, bagaikan naik angkutan kota Pete'-pete' Makassar yang duduk berhadapan bukan bagaikan naik pesawat yang duduk semua ke depan sehingga tak bisa saling mengenal. Toleransi sejati menekankan kebersamaan (togetherness), bukan sekedar bersama-sama (together).