Desa Sidorahayu, Kec. Wagir, Kab. Malang, Jawa Timur – Mahasiswa PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) Gelombang 7 Kelompok 21 pada tanggal 28 Juli 2024 melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Panti Asuhan Al-Ikhlas Punden, yang berlokasi di Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Program kerja unggulan yang mereka usung adalah inovasi dawet kelor sebagai makanan selingan untuk pencegahan stunting pada anak-anak panti asuhan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperkenalkan minuman sehat berbasis tradisional tetapi juga memberikan edukasi serta demonstrasi tentang prosedur pembuatan dawet kelor kepada para pengasuh Panti asuhan.
Latar Belakang Program: Stunting dan Tantangan Gizi di Panti Asuhan
Stunting masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia, terutama di kalangan anak-anak. Stunting merujuk pada kondisi di mana anak mengalami kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badannya lebih rendah dibandingkan dengan anak seusianya. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif, yang akhirnya menghambat potensi anak di masa depan.
Di Kabupaten Malang, khususnya di wilayah pedesaan seperti Desa Sidorahayu, masalah stunting masih menjadi perhatian serius. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan termasuk dalam kelompok yang rentan terhadap masalah ini, karena mereka seringkali memiliki akses terbatas terhadap makanan bergizi. Dalam situasi ini, panti asuhan berperan penting dalam memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. Namun, tantangan tetap ada, mengingat keterbatasan sumber daya dan pengetahuan dalam menyediakan makanan yang sesuai untuk kebutuhan gizi anak-anak.
Inovasi Dawet Kelor: Solusi Kreatif dan Bergizi
Mahasiswa Gelombang 7 Kelompok 21 menyadari bahwa diperlukan inovasi yang tidak hanya praktis tetapi juga bisa diterima dengan baik oleh anak-anak panti. Dalam diskusi kelompok, mereka menemukan bahwa daun kelor merupakan salah satu bahan makanan lokal yang memiliki potensi besar sebagai sumber gizi. Daun kelor dikenal kaya akan vitamin A, C, dan E, serta kalsium, potasium, dan protein, yang semuanya penting untuk pertumbuhan anak.
Dengan menggabungkan kelor dalam minuman tradisional dawet, mahasiswa menciptakan sebuah inovasi kuliner yang tidak hanya sehat tetapi juga lezat. Dawet kelor diharapkan bisa menjadi makanan selingan yang disukai anak-anak, sekaligus memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mereka. Dawet kelor ini dipilih sebagai program kerja unggulan karena mudah dibuat, bahan-bahannya mudah didapat, dan dapat dengan mudah diterapkan di panti asuhan maupun rumah tangga.
Pelaksanaan Program: Edukasi dan Demonstrasi di Panti Asuhan
Pada hari pelaksanaan, para mahasiswa memulai kegiatan dengan memberikan edukasi kepada para pengasuh panti asuhan tentang pentingnya pencegahan stunting dan manfaat daun kelor sebagai bahan pangan kaya gizi. Dalam sesi ini, mahasiswa menjelaskan secara rinci bagaimana stunting dapat berdampak negatif pada kehidupan anak-anak di masa depan dan mengapa penting untuk memberikan makanan yang kaya nutrisi sejak dini.
Setelah sesi edukasi, mahasiswa melanjutkan dengan demonstrasi cara pembuatan dawet kelor. Demonstrasi ini dilakukan secara langsung dengan melibatkan pengasuh dan beberapa anak asuh yang sudah cukup besar. Proses dimulai dari daun kelor dicuci bersih, campurkan 100g tepung beras, 30g tepung tapioka, dan 1 saset nutrijel kecil tambahkan 600ml air secukupnya. Kemudian blender kelor, lalu saring dan tambahkan ke dalam adonan tepung. Masak dengan api kecil, aduk hingga matang. Setelah agak dingin kemudian cetak dawet dengan cetakan dawet pada wadah yang sudah diberi es. Untuk bahan Santan: Masak santan, garam dan daun pandan dengan api sedang sambil terus diaduk supaya santan tidak pecah hingga santan hangat, tidak perlu sampai mendidih dan sisihkan. Kemudian untuk pembuatan saus gula: masak semua bahan saus hingga gula larut dan cairan mengental kemudian angkat dari api.
Mahasiswa menjelaskan setiap langkah dengan detail, mulai dari cara mengolah daun kelor agar nutrisi yang terkandung tetap terjaga hingga tips menyajikan dawet kelor agar terlihat menarik dan menggugah selera. Para pengasuh panti dan peserta lainnya tampak antusias mengikuti setiap langkah, mencatat hal-hal penting yang perlu diperhatikan.
Di akhir sesi, setiap peserta diberikan kesempatan untuk mencicipi dawet kelor yang telah dibuat. Anak-anak panti, yang awalnya ragu karena warna hijau dari kelor, ternyata sangat menyukai rasa manis dan segar dari dawet ini. Bahkan, beberapa anak meminta tambahan porsi, menandakan bahwa dawet kelor bisa menjadi salah satu makanan favorit mereka di panti.
Dampak Positif dan Harapan Masa Depan
Sejak program ini dilaksanakan, dampak positif sudah mulai terlihat di Panti Asuhan Al-Ikhlas Punden. Para pengasuh panti melaporkan bahwa anak-anak mulai lebih semangat mengonsumsi makanan dan minuman yang disajikan, terutama dawet kelor. Mereka juga mencatat adanya peningkatan dalam berat dan tinggi badan beberapa anak yang sebelumnya mengalami masalah pertumbuhan.
“Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa yang telah melaksanakan program ini. Dawet kelor tidak hanya lezat tetapi juga sangat bergizi. Kami akan terus membuatnya sebagai bagian dari menu harian di panti,” ujar Ibu Anis, salah satu pengasuh panti asuhan.
Selain itu, mahasiswa juga mencatat bahwa program ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Mereka berencana untuk melakukan monitoring jangka panjang untuk melihat dampak konsumsi dawet kelor terhadap pertumbuhan anak-anak di panti. Jika hasilnya positif, program ini akan dijadikan model yang bisa diadopsi oleh panti asuhan lain di wilayah Jawa Timur dan bahkan di seluruh Indonesia.
Tantangan dan Langkah Ke Depan
Meskipun program ini sudah menunjukkan hasil yang positif, mahasiswa Gelombang 7 Kelompok 21 menyadari bahwa tantangan masih ada. Salah satu tantangan utama adalah memastikan keberlanjutan program ini setelah mereka selesai melaksanakan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa berupaya untuk memberikan pelatihan lanjutan kepada para pengasuh panti dan komunitas lokal, serta menyusun panduan tertulis yang bisa dijadikan referensi.
Mereka juga mengusulkan untuk membentuk kelompok kerja di tingkat desa yang terdiri dari pengasuh panti, perwakilan masyarakat, dan kader kesehatan untuk memastikan program ini terus berjalan dengan baik. Kelompok ini diharapkan bisa melakukan monitoring secara berkala, mengidentifikasi kendala yang muncul, serta mencari solusi bersama.
Selain itu, mahasiswa berharap dapat menjalin kerja sama lebih lanjut dengan lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak swasta yang peduli dengan masalah stunting. Kerja sama ini diharapkan bisa membantu dalam penyediaan bahan baku, pendanaan, serta dukungan teknis untuk mengembangkan program ini lebih luas lagi.
Kesimpulan: Harapan untuk Generasi yang Lebih Sehat
Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Gelombang 7 Kelompok 21 di Panti Asuhan Al-Ikhlas Punden bukan hanya tentang memberikan bantuan sesaat tetapi juga menciptakan perubahan jangka panjang yang berdampak positif bagi kesehatan dan masa depan anak-anak. Inovasi dawet kelor sebagai makanan selingan untuk pencegahan stunting adalah langkah nyata yang diambil untuk mengatasi masalah yang kompleks ini.
Melalui program ini, mahasiswa berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak-anak dan terus berinovasi dalam menciptakan solusi yang mudah diterapkan dan berkelanjutan. Dengan dukungan semua pihak, bukan tidak mungkin program ini akan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.
DPL : Ririn Harini,S.Kep, Ns.,M.Kep
Penulis : PMM Kelompok 21 Gelombang 7 LPMM UMM
Contact:
Instagram : @pmm_gel7_kel21
Tiktok : pmmumm_680
Youtube : pmm_gel7_kel21
E-mail : pmmumm680@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H