Kota Barabai – Pada masa pandemi di Era New Normal ini sangat dianjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau jika tidak ada tempat cuci tangan, masyarakat bisa menggunakan handsanitizer sebagai penggantinya.
Namun, karena harga handsanitizer yang lumayan mahal dari harga biasanya, maka masyarakat lebih memilih untuk mencuci tangan daripada membeli handsanitizer.
Namun, di pasar ini belum ada keran cuci tangan dan toilet umum nya pun terlihat terbengkalai serta kotor karena tidak adanya aliran air kedalam toilet tersebut. Akibatnya toilet ini tidak pernah digunakan oleh para penjual maupun pembeli di Pasar Desa Banua Kupang.
Mengingat mencuci tangan adalah salah satu hal yang sangat penting saat ini, maka Kepala Desa Banua Kupang Bapak Anis Hamidi berinisiatif untuk membuatkan keran cuci tangan dan keran di dalam toilet agar para penjual dan pembeli di pasar dapat mempergunakannya untuk mencuci tangan atau untuk BAB dan BAK.
Oleh karena itu, mahasiswa dari UMM yang sedang melaksanakan kegiatan PMM-UMM Gelombang 7 Kelompok 78 di Desa Banua Kupang yang dibimbing oleh Bapak Faris Rizal Andardi, ST., MT di bawah naungan DPPM UMM membantu kepala desa untuk membuat aliran air di pasar tersebut.
Pada tanggal 11 September 2020 mahasiswa PMM-UMM kelompok 78 membantu pihak desa untuk membuat saluran air ke toilet umum dan keran air untuk cuci tangan di pasar agar dapat dipergunakan masyarakat umum yang sedang berjualan ataupun berbelanja di pasar tersebut.
Saluran air dibuat dari pipa-pipa yang disambungkan dari sumber air menuju ke arah toilet. Selain itu, juga dibuatkan keran cuci tangan di tengah pasar. Pada hari itu, pasar sedang sedang tidak beroperasi sehingga mahasiswa PMM-UMM dan bapak tukang yang sudah ditunjuk oleh aparat desa dapat melakukan kegiatannya dengan lancar.