Mohon tunggu...
PMM UMM 2024
PMM UMM 2024 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menyukai hal-hal realistis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kasgot, Peluang Usaha sebagai Alternatif untuk Petani Pengganti Pupuk Kimia

23 Februari 2024   17:01 Diperbarui: 23 Februari 2024   17:03 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maggot. Mungkin bagi sebagian orang masih asing dengan kata tersebut. Tentu saja karena maggot merupakan sebuah budidaya serbaguna yang memiliki cukup banyak manfaat terutama dibidang pertanian. Sehingga bagi khalayak umum yang kurang menekuni bidang pertanian hal tersebut cukup asing. Budidaya maggot sendiri merupakan budidaya larva lalat yang akhir-akhir ini cukup terkenal, banyak dari masyarakat yang bahkan bukan orang yang menekuni pertanian akhirnya terjun karena tertarik akan manfaat yang dihasilkan dari maggot. Dari situlah kami kelompok PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang tertarik untuk mengangkat topik maggot ini untuk disosialisasikan kepada masyarakat desa Lemper, dimana mayoritas warganya adalah petani dan peternak. Kami juga berharap melalui maggot ini juga dapat membantu mengatasi permasalah petani dimana pupuk kimia sekarang menjadi mahal dan cukup langka. 

Kali ini sosialisasi dilakukan  oleh Kelompok PMM Bhaktiku Negeri gelombang 4 kelompok 77 Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2024 ingin melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa Lemper. Sosialisasi ini dilakukan oleh Zepta Rahmawan Putra, Lia Novita Sari, Varadita Aurendy, Diyana Rossa Fadhilla, dan Diebolt Radian Ramadhika dengan Dewan Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Gina Harventy., M.Si., Ak., CA. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk dapat membagi ilmu kepada masyarakat desa mengenai budidaya maggot dan kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Berawal dari keresahan masyarakat terkait semakin langkanya pupuk kimia yang beredar sehingga anggota PMM berinisiatif untuk menghadirkan sebuah solusi baru kepada masyarakat yaitu melalui budidaya maggot. Maggot sendiri bisa dikatakan adalah belatung. Meski dikatakan belatung tetapi maggot berbeda apabila dibandingkan dari lalat jenis lainnya, itu karena lalat bsf merupakan lalat yang bersih karena semasa hidupnya lalat ini tidak menyebarkan penyakit. Sehingga sangat aman dan ramah lingkungan untuk dibudidaya, tak hanya itu maggot juga bisa difungsikan sebagai pelebur sampah organik. 

Adapun beberapa sumber dapat diketahui melalui budidaya maggot ini dapat memberikan banyak manfaat. Setiap proses perkembangan maggot dapat dimanfaatkan menjadi usaha ataupun dimanfaatkan sendiri. Sebagai contoh telur maggot dapat diperjual belikan, larva yang sudah berkembang bisa dijadikan sebagai pakan ternak, ataupun menghasilkan kasgot dari kotoran maggot dari  sampah organik yang dimakan. 

Adapun di bawah ini merupakan hal yang perlu disiapkan:

1. Telur maggot

2. Ampas tahu 

3. Dedak 

4. Pelet 

5. Kawat kasa 

6. Tissue 

7. Wadah plastik 

8. Triplek kayu 

9. Kain jaring-jaring. 

1. Langkah awal yang diperlukan adalah siapkan wadah plastik kemudian letakkan ampas tahu di tengah-tengah bagian dari wadah tersebut. Setelah itu taburkan pelet yang sudah di tumbuh diatas ampas tahu tadi. 

2. Letakkan kawat kasa dengan peletakkan U terbalik.

3. Letakkan tisu yang terdapat telur maggot didalamnya diatas kawat kasa tadi, kawat kasa disini berfungsi untuk memberikan jarak sehingga kelembapan pada ampas tahu tidak tersentuh langsung ke telur maggot .

4. Taburkan dedak disekeliling ampas tahu, dedak ini berfungsi sebagai penahan agar maggot tidak memanjat dan kabur keluar dari wadah plastik yang sudah disediakan. 

5. Setelah step dilakukan maka maggot seharusnya akan menetas 1-3 hari setelah telur diletakkan. 

Setelah telur menetas maka maggot dipindahkan wadah kotak dari kayu. Wadah tersebut nanti akan menjadi tempat perkembangan bayi maggot menjadi maggot dewasa. Di masa ini jugalah maggot dapat menghasilkan kasgot dari sampah organik yang sudah diberikan kepada maggot. Setelah masa waktu kurang lebih 18 hari maka maggot akan siap dipanen untuk menjadi pakan ternak yang siap dijual. Sisakan juga sebagian larva yang sudah menghitam untuk dijadikan indukan lalat bsf. Larva yang sudah menghitam nantinya akan menjauhi area yang lembab.

Mungkin bagi sebagian masyarakat kasgot merupakan kata yang cukup asing terdengar. Apa sih sebenarnya kasgot itu? Kasgot merupakan akronim dari dari kata bekas maggot atau limbah organik sisa yang berasal dari maggot. Fungsi dari kasgot sendiri adalah menjadi pengganti pupuk kimia, serta untuk menghindari limbah yang berbahaya dari hasil produksi pupuk kimia. Karena pada era sekarang pemerintah melarang penggunaan pupuk kimia, kasgot berhasil menjadi alternatif bagi para petani untuk menggantikan pupuk kimia yang sudah dibatasi edarannya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Hasil yang didapat dari adanya sosialisasi penggunaan maggot oleh kelompok PMM Bhaktiku Negeri gelombang 4 kelompok 77 tahun 2024, para petani dan peternak tertarik ingin beralih ke pupuk kasgot. Kami berharap setelah melakukan sosialisasi tersebut, hasil dari sosialisasi tersebut bisa diaplikasikan oleh para petani dan peternak di desa Lemper.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun