Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kebebasan ala Kant dan Levinas: Review Buku

9 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 9 Mei 2022   08:16 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ini disebut antinomi kualitatif; (3) Kebebasan ada di dunia -- Tidak ada kebebasan di dunia, hanya kausalitas. Antinomi ini disebut antinomi relasi; (4) Allah, sebab pertama dari alam raya ada -- Tidak Allah atau sebab pertama dari alam raya. Antiomi ini disebut antinomi modal.

Upaya Kant untuk membuktikan antinomi ketiga tentang kebebasan tidaklah kontradiktoris. Dengan kata lain, kebebasan menjadi batas sekaligus mendukung fungsi-fungsi pemikiran. Konsep mengenai kebebasan sulit dipahami jika kita tidak memahami subjek yang di dalamnya kebebasan menunjukkan diri. 

Fokus lain dari buku ini adalah menunjukkan bagaimana kebebasan menggerakkan subjektivitas. Bagi Kant, kebebasan menggerakkan subjektivitas melalui hukum moral. 

Apa itu subjek etis? Bagi Kant dan Levinas, subjektivitas dibentuk oleh suatu peristiwa (event) yang ada di luar representasi rasional. Kebebasan yang tidak bisa dicakup dalam Kritik atas Rasio Murni kini menjadi suatu hal yang amat konstitutif dalam Rasio Praktis. 

Kant mempostulatkan adanya hukum moral dalam Kritik atas Rasio Praktis. Kebebasan itu dipostulatkan setelah melewati suatu proses dialektika untuk mencapai kebaikan tertinggi. Jika kita menganggap mungkin untuk mencapai kebangkitan tertinggi, maka amat mungkin bagi rasio praktis untuk mencerap "ada"-nya manusia secara keseluruhan. Paham kebebasan yang total inilah yang kemudian akan dikritik oleh Levinas. 

 Kritik Levinas atas ontologi akan diatribusikan pada pemisahan yang dibuat Kant mengenai pengetahuan yang bergantung pada ide tentang kebebasan yang transenden; "kebebasan yang melampaui kebebasan dan yang sudah ada sebelum adanya pengetahuan dan ketidaktahuan." Pemikiran Levinas bisa dikatakan sebagai suatu kritik "Kantian" atas pemikiran Kant mengenai rasio praktis.

Buku ini terdiri atas lima bab. Dua bab didedikasikan bagi Kritik atas Rasio Murni. Dua bab lainnya akan membahas Kritik atas Rasio Praktis. Sementara itu, bab terakhir akan menyoroti karya Levinas, Otherwise than Being. Dialog antara Kant dan Levinas akan lebih tampak pada bab tersebut. Basterra memberi ringkasan bukunya sendiri pada bagian awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun