Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Selamat Jalan (Adieu), Levinas", kata Derrida

1 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 1 Mei 2022   08:07 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mengucapkan "Adieu, Emmanuel" berarti kita mengambil posisi orang yang sudah meninggal itu. Sebaliknya, orang yang sudah meninggal itu akan mengucapkan "selamat jalan", seolah-olah kita sedang berjalan menjauhi kematian. Hal ini tentu sulit untuk dibayangkan, sekalipun oleh Kant.

Tahap Kedua

Pada tahap yang kedua, ada kaitan erat antara "dekonstruksi" dan "filsafat pertama" sehingga kita sulit mengenali perbedaan antara Levinas dan Derrida. Jacques Derrida biasanya menghindari oposisi biner yang mempertentangkan kedua kata di atas.

Tahap Ketiga

Pada tahap ketiga, kita melihat bahwa Levinas mengemban suatu misi yang tidak mudah yaitu menerjemahkan Taurat, agar pesan Taurat dapat menembus batas bangsa-bangsa lain. Levinas ingin menerjemahkan kedekatan relasi antara YHWH dengan umat-Nya ke dalam bahasa Yunani (filosofis).

Tahap Keempat

Pada tahap keempat, Derrida terus mengajukan sebuah pertanyaan kepada Levinas, tentang bagaimana menerjemahkan etika tentang "Yang Lain" ke dalam konteks politik. 

Dengan kata lain, ia ingin mencari tahu bagaimana mengartikan etika keramahtamahan ke dalam politik keramahtamahan. Dapatkah etika substitusi (menjadi sandera sebagai ganti Yang Lain dengan cara memberi makan dan segalanya kepada mereka) tidak lagi terkurung dalam batas-batas etika yang berlandaskan hak-hak privat, tetapi diterapkan pada ranah politik?

...

Kini para pemudik datang hanya untuk lekas-lekas mengatakan "selamat jalan". Semoga keramahtamahan Yang Lain selalu menyertai perjalanan kembali: ke rumah dan dari rumah. 

Rujukan: 

John D. Caputo, "Adieu-sans Dieu: Derrida and Levinas" dalam Jeffrey Bloechl (ed), The Face of The Other and The Trace of God, New York: Fordham University Press, 2000, halaman 276-311.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun