Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Suara Hati dan Hati Nurani: Apa Bedanya?

20 April 2022   08:00 Diperbarui: 20 April 2022   08:05 15074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Akan tetapi, suara hati tidak sama dengan suara Tuhan karena suara hati bisa keliru, sedangkan Tuhan sebagai pengada mutlak tidak bisa keliru. Saya bisa menyadari bahwa keputusan saya keliru setelah keputusan itu diambil (bukan sebelumnya). Mengenai apa yang baik dan bermoral, manusia harus terus menerus belajar. Dengan kata lain, suara hati perlu mengalami pembinaan terus-menerus.

Setiap kali orang melawan suara hatinya, ia akan merasa bersalah. Penyangkalan terhadap adanya suara hati bisa bermuara pada skeptisisme (penyangkalan atas kebenaran), agnostisisme (tidak mau tahu tentang kebenaran) dan ateisme (menyangkal adanya Pribadi yang Mutlak). 

Ketiga posisi ini bukanlah posisi rasional, melainkan posisi moral. Semakin manusia menjauh dari suara hati dan hati nurani, ia akan semakin menderita sedemikian rupa sehingga segala bentuk pelarian (alkohol, obat bius) tidak akan menyembuhkannya. Suara hati (meskipun halus) akan senantiasa mengejar hingga jiwa kita menyerah pada Yang Ilahi.

Sumber:

Suseno, Franz-Magnis 2006. Menalar Tuhan (Yogyakarta, Kanisius)

Fulton J. Sheen, Conscience https://www.youtube.com/watch?v=pDyi97qWuA8&ab_channel=TheCatholicWorld

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun