Karawang, 28 Juli 2024 -- Dalam lanskap industri farmasi yang semakin kompleks, memastikan kehalalan produk menjadi prioritas utama, terutama di negara dengan populasi Muslim terbesar seperti Indonesia. Menjawab tantangan ini, sekelompok mahasiswa Farmasi Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) telah berhasil mengembangkan inovasi revolusioner yang berpotensi mengubah cara kita memandang autentikasi halal pada produk farmasi.
Tim PKM-RE Genomic Matrix Gelatin (GEMATIN), di bawah bimbingan dosen Jekmal Malau, M.Si, dan diketuai oleh Anisa Aula Rahma beserta anggota Nanda Diva, Sulistiawati, Aliza, dan Dandy telah merancang Reference Materials (RMs) berbasis DNA genomik gelatin. Inovasi ini menawarkan solusi yang sangat akurat untuk mendeteksi keberadaan DNA babi dalam obat-obatan, sebuah isu krusial yang seringkali menjadi perdebatan dalam industri farmasi.
Mengapa Gelatin Menjadi Permasalahan?
Gelatin, sebuah protein yang sering digunakan sebagai pengikat atau penstabil dalam berbagai produk farmasi, umumnya berasal dari kolagen hewan. Namun, asal-usul kolagen ini seringkali menjadi pertanyaan besar, terutama terkait dengan kemungkinan kontaminasi dari hewan non-halal seperti babi. Hal inilah yang mendorong tim UNSIKA untuk mengembangkan RMs sebagai standar acuan yang lebih terpercaya.
Bagaimana RMs Bekerja?
RMs yang dikembangkan oleh tim UNSIKA ini pada dasarnya adalah sampel DNA gelatin babi yang telah dikarakterisasi secara menyeluruh. Dengan menggunakan teknologi Real-Time Polymerase Chain Reaction (PCR), para peneliti dapat membandingkan sampel DNA dari suatu produk farmasi dengan RMs. Jika terdapat kesamaan, maka dapat dipastikan bahwa produk tersebut mengandung komponen yang berasal dari babi.
Keunggulan RMs dalam Autentikasi Halal
- Akurasi Tinggi: Teknologi PCR yang digunakan dalam metode ini memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi, sehingga hasil pengujian dapat diandalkan.
- Standarisasi: RMs menyediakan standar yang konsisten untuk semua laboratorium pengujian di Indonesia, sehingga hasil pengujian dapat dibandingkan secara objektif.
- Efisiensi: Proses pengujian menggunakan RMs relatif cepat dan efisien.
- Kepercayaan Konsumen: Dengan adanya RMs, konsumen Muslim dapat lebih yakin akan kehalalan produk farmasi yang mereka konsumsi.
- Dukungan Industri: Industri farmasi nasional dapat meningkatkan daya saing produknya di pasar global dengan menjamin kehalalan produk.
Dampak yang Lebih Luas
Inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa UNSIKA ini memiliki potensi dampak yang sangat luas, tidak hanya bagi industri farmasi tetapi juga bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Beberapa potensi dampak positif dari pengembangan RMs ini antara lain:
- Penguatan Industri Halal: Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri halal dunia. Inovasi ini dapat memperkuat posisi Indonesia dalam industri halal global.
- Peningkatan Kualitas Produk: Dengan adanya standar yang lebih ketat, industri farmasi akan terdorong untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik.
- Perlindungan Konsumen: Konsumen akan terlindungi dari produk yang tidak sesuai dengan klaim kehalalannya.
- Pengembangan Riset: Inovasi ini dapat memicu penelitian lebih lanjut di bidang bioteknologi dan pengembangan produk halal.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun RMs telah menunjukkan potensi yang besar, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti pengembangan RMs hingga dapat tersertifikasi.
Namun demikian, peluang yang terbuka di masa depan sangatlah besar. Dengan dukungan dari pemerintah, industri, dan akademisi, inovasi ini dapat menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan industri halal di Indonesia.
Kesimpulan
Pengembangan RMs oleh mahasiswa Farmasi UNSIKA merupakan sebuah pencapaian yang membanggakan bagi bangsa Indonesia. Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi konkret untuk masalah autentikasi halal pada produk farmasi, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan teknologi biomolekuler di Indonesia. Dengan terus berinovasi dan mengembangkan teknologi, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam industri halal global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI