Mohon tunggu...
PKMBR PANDANWANGI
PKMBR PANDANWANGI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hujan Kenangan di Desa Pandanwangi

31 Oktober 2023   09:34 Diperbarui: 31 Oktober 2023   09:59 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Survey posko 03 desa Pandanwangi (dok. pribadi)

  • JANTUNG KEHILANGAN ARAH UNTUK PERTAMA KALINYA

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Berbasis Riset (BR) merupakan sebuah program kegiatan yang serupa dengan KKN yang ditugaskan oleh pihak kampus Universitas Al-Falah Assunniyyah Kencong-Jember kepada para Mahasiswa pasca semester VI.

30 Juli 2023 merupakan hari dimana kami mengalami kaget perdana dalam aktivitas PkM-BR, karena pada hari itu kami melakukan observasi di sebuah desa tepatnya di Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Lalu dimana letak kagetnya? Ternyata kami bukanlah satu-satunya Mahasiswa peserta PkM/KKN yang akan menempati desa tersebut melainkan sudah ada dua kampus ternama yang sudah menempati dan melakukan kegiatan KKN-Nya di Desa Pandanwangi tersebut sejak dua minggu sebelum kami datang melakukan observasi, yakni kampus UNEJ Jember dan UINSA Surabaya.

Survey posko 03 desa Pandanwangi (dok. pribadi)
Survey posko 03 desa Pandanwangi (dok. pribadi)

Pada saat itu yang terlintas di pikiran kami hanyalah berupa pertanyaan kenapa dan bagaimana. Istilah kekiniannya yaitu kena mental dan itulah yang dirasakan oleh kami khususnya ketua kelompok kami ketika mengetahui bahwa ternyata ada dua kampus ternama yang sudah melakukan kegiatan KKN-Nya di desa tersebut. Lalu bagaimana dan apa yang harus kita lakukan kedepannya?. "Ya jalani saja, HAHAA", itulah ucap si ketua.

Program kerja mahasiswa PkM-BR Universitas Al-Falah As-Sunniyyah kelompok 03 (dok. pribadi)
Program kerja mahasiswa PkM-BR Universitas Al-Falah As-Sunniyyah kelompok 03 (dok. pribadi)
  • JALAN LURUS YANG BANYAK PERSIMPANGAN

Maaf maaf,,, yang namanya jalan lurus pasti tidak ada persimpangan, hehehee... Namun jalan lurus ini berbeda dengan jalanan lurus pada umumnya.

Seiring berjalannya waktu kami menjadi warga sementara Desa Pandanwangi kami mulai merasakan sebuah kebingungan, mulai muncullah sebuah pertanyaan-pertanyaan aneh yang mungkin sangat impossible untuk ditemukan jawabannya. Tema apa yang akan kelompok kami angkat?, program kerja apa saja yang akan kelompok kami realisasikan? mengapa DPL kami tidak memiliki pengalaman KKN?, mengapa pihak panitia PkM-BR lebih mengutamakan jangkauan tempat kegiatan PkM-BR yang lebih luas dan berdampak pada anggota kelompok yang maksimal hanya berisi delapan orang?, lalu bagaimana kami bisa melancarkan kegiatan PkM ini sedangkan kelompok kami hanya berisi delapan orang, dan itupun tidak semua delapan anggota tersebut selalu menetap di posko karena sebagian ada yang sudah berkeluarga yang sudah semestinya mereka membagi waktunya untuk keluarga kecilnya yang menantinya di rumah.

Program kerja mahasiswa PkM-BR Universitas Al-Falah As-Sunniyyah kelompok 03 Desa Pandanwangi dalam sosialisasi pembuatan Rengginang Singkong (dok. pribadi) 
Program kerja mahasiswa PkM-BR Universitas Al-Falah As-Sunniyyah kelompok 03 Desa Pandanwangi dalam sosialisasi pembuatan Rengginang Singkong (dok. pribadi) 

Tidak berhenti disitu, kami juga dilanda overthinking faktor eksternal seperti, pasti KKN kampus sebelah banyak program kerjanya, pasti KKN kampus sebelah kegiatan dan aktivitasnya berjalan lancar, secara mereka didominasi oleh jumlah anggota yang banyak, jika dibandingkan kami yang hanya segelintir orang, itupun hanya beberapa kali kami merasakan yang namanya genap delapan orang tinggal di posko. Lalu bagaimana kami bisa ikut dalam mensukseskan PkM-BR ini sedangkan kondisi kami seperti ini dan kami membawa nama baik kampus yang sepatutnya harus kami harumkan dalam momen PkM-BR ini?.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
  • TURUN WAHYU PERTAMA DARI LANGIT

Seiring berlangsungnya kebingungan yang kami rasakan, dan tentunya seiring ikhtiar dan tawakkal yang kami usahakan untuk mengetuk pintu langit, tak lama kemudian kami menerima sebuah petunjuk dari Dzat sang Maha Pemberi Petunjuk, kami menemukan keajaiban mindset, (maaf, judul hanya sebuah penarik perhatian. Mustahil kami menerima wahyu, kan kami bukan nabi rasul, hahahaa).

Kampus kami, Universitas Al-Falah Assunniyyah Kencong-Jember memang belum seterkenal dua kampus lain yang juga melakukan kegiatan KKN bersama kami di Desa Pandanwangi. Akan tetapi kampus kami memiliki suatu hal yang sangat bisa diandalkan oleh kalangan manapun. Yakni, kepandaian emosional, kepandaian dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut telah dibuktikan dari luasnya jangkauan dimana pihak kampus mengirim para Da'i-Da'i muda dari kalangan Mahasiswanya ke banyak penjuru di Indonesia. Dan bukti nyatanya lagi, kami memiliki hubungan yang sangat baik dan harmonis dengan para penduduk Desa Pandanwangi, mulai dari atasannya, para tokoh-tokohnya, warganya hingga para anak kecilnya dan para pemudanya.

Maka dari itu, kami memiliki gaya tersendiri, memiliki ciri khas tersendiri, memiliki mindset tersendiri yang berbeda dengan kampus lain yang tujuannya tiada lain untuk ikut berkontribusi dalam mensukseskan kegiatan PkM-BR ini dan mengharumkan nama Universitas Al-Falah Assunniyyah Kencong-Jember. Jika kelompok KKN dari kampus lain memiliki fokus pemikiran terkait program kerja yang harus sukses maka kelompok kami memiliki fokus tersendiri untuk membaur sedekat mungkin, sebaik mungkin dan se harmonis mungkin kepada penduduknya termasuk para tokohnya, sehingga kami dapat saling bertukar pikiran dan menggali informasi yang pada akhirnya kami mendapatkan sebuah ide terkait program kerja apa yang akan kami usung.

Program kerja Rumah Belajar Haibatul Ilmi (dok. pribadi)
Program kerja Rumah Belajar Haibatul Ilmi (dok. pribadi)

Program kerja Implementasi metode Al-Miftah Sidogiri (dok. pribadi)
Program kerja Implementasi metode Al-Miftah Sidogiri (dok. pribadi)

Sosialisasi pembuatan Rengginang Singkong (dok. pribadi)
Sosialisasi pembuatan Rengginang Singkong (dok. pribadi)

Bukankah mindset tersebut sangat memudahkan kami, tanpa harus bingung kami mencari ide program kerja yang bisa kami realisasikan untuk desa ternyata malah ide program kerja tersebut yang menghampiri kita yang datangnya dari desa. Jadi desa lah yang mengusulkannya.

Minggu kedua setelah kami menjalani kegiatan PkM-BR di Desa Pandanwangi, mulai muncullah ide-ide yang diusulkan oleh desa tepatnya Bapak Kasun yang berawal dari sebuah problem yang tidak bisa ditangani sendiri oleh beliau sehingga beliau menceritakan problem tersebut kepada kami agar supaya kami dapat membantu mencarikan solusinya dan beliau dengan sukarela menawarkan agar ide tersebut dapat kami angkat menjadi sebuah program kerja. Bukankah hal seperti ini sangat menguntungkan bagi kita?. Tentunya begitu.

Bersama anak anak desa pandanwangi (dok. pribadi)
Bersama anak anak desa pandanwangi (dok. pribadi)
  • HUJAN YANG DATANG SECARA TIBA-TIBA

Kami hanya tidak menyangka saja, kami berangkat dalam keadaan kering karena cuaca panas, tetapi kami pulang dalam keadaan basah karena hujan yang datang secara tiba-tiba. Maaf, ini tidak membicarakan soal BMKG melainkan soal kebersamaan, kedekatan dan keharmonisan yang hanya akan menjadi sebuah kenangan. Maka dari itu, mungkin di atas itulah judul yang tepat untuk mengakhiri kisah PkM-BR posko 03 di Desa Pandanwangi.

Rukun bersama anak anak Rumah Belajar Haibatul Ilmi (dok. pribadi)
Rukun bersama anak anak Rumah Belajar Haibatul Ilmi (dok. pribadi)

Minggu terakhir. Tepatnya tiga hari sebelum kami pulang meninggalkan desa. Kami mempunyai ide untuk nonton film bareng bersama anak-anak bimbel, akan tetapi berhubung filmnya yang kurang tepat maka kami terpaksa harus mencari ide lain terkait apa yang akan ditonton oleh anak-anak. Akhirnya kami pun menayangkan sebuah dokumentasi foto dan video mulai awal mereka datang untuk belajar bersama kami hingga akhir. Dan disinilah mulainya turun air hujan, mulailah datang air deras yang tak sanggup lagi untuk kami bendung dengan telungkup mata kami. Ya, menangis.

Berawal dari beberapa anak yang mulai berlinangan air matanya dengan diiringi ucapan "kalau kakak-kakaknya pulang terus kita les sama siapa?", "kan sudah ada guru-guru baru yang akan meneruskan bimbel ini nak, kalian nanti juga akan belajar bersama guru-guru baru tersebut" jawab kami dengan wajah tersenyum dan hati yang mulai diselimuti mendung. "nggak kak, kita maunya belajar sama kakak-kakak KKN, asik, seru, seneng" saut mereka dengan nada dan wajah yang memelas disertai air mata yang mulai menetes, "guru-guru baru itu juga asik dan seru lo dek, sama seperti kakak-kakak ini, kalian pasti juga akan seneng belajar bersama guru-guru baru itu" jawab kami dengan penuh kepastian untuk meyakinkan mereka bahwa kami memang akan pulang dan mereka akan terus belajar bersama.

Tiba-tiba, terdengar suara yang berbeda, suara yang tidak sama seperti sebelumnya, suara yang telah terkena terjangan air mata yang sudah tak mampu mereka tahan lagi, suara yang tak jelas intonasinya karena bercampur dengan dahsyatnya tangis mereka "enggak, pokoknya kakak ga boleh pulang, kakak sini saja belajar bareng kita", itulah Rara, si anak istimewa yang berbeda dari teman-temannya. Maka sontak pun mereka semua terpancing emosionalnya untuk menangis, untuk menuangkan semua cerita mereka ketika bersama kami ke dalam sebuah tangisan yang tersedu-sedu. Karena mereka tahu, bahwa cerita-cerita itu akan menjadi kenangan yang akan mereka rindu di lain waktu. Maka disinilah, kamipun juga ikut menangis sesedih-sedihnya.

Silaturahmi dan berpamitan kepada tokoh masyarakat desa Pandanwangi (dok. pribadi)
Silaturahmi dan berpamitan kepada tokoh masyarakat desa Pandanwangi (dok. pribadi)

Tokoh masyarakat desa Pandanwangi dan ketua perpustakaan desa Pandanwangi (dok. pribadi)
Tokoh masyarakat desa Pandanwangi dan ketua perpustakaan desa Pandanwangi (dok. pribadi)

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

Tidak cukup sampai disitu. Minggu, 10 September 2023 merupakan hari dan malam terakhir bagi kami karena esok harinya kami akan pergi meninggalkan desa. Maka di hari dan malam itu juga kami pun bersilaturrahmi ke para tokoh masyarakat di desa tersebut serta berpamitan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun