Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketika Jabatan Merupakan "Musibah"

18 September 2021   03:45 Diperbarui: 18 September 2021   04:15 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ada acara pemilihan Ketua Alumni Sejarah UI, saya tiba2 dicalonkan oleh beberapa teman. Saat ini cuma ada 2 kandidat, lainnya adalah dari generasi yang lebih muda dari angkatan 1990-an. Sewajarnya pada acara reuni alumni, angkatan2 yang lebih muda apalagi yang baru lulus, pastilah lebih banyak hadir. Makin senior... makin jauh "kedekatan psikologis" dan makin sedikit yang hadir. 

Seingat saya yang mencalonkan saya adalah bukan teman seangkatan (cuma sedikit yang hadir), tapi angkatan di atas saya. Dicalonkan sebagai ketua, saya santai saja, hitung2 menyemarakkan acara.  Tak terpikir untuk dapat menang atas kandidat lain yang beda 1 dekade  dan merupakan figur populer di antara alumni angkatan2 yang lebih muda yang merupakan mayoritas hadirin acara Reuni Akbar itu. 

Jadi ketika proses perhitungan suara dan akhirnya dinyatakan unggul dalam voting, jelas saya terkejut. Dukungan untuk saya pastinya datang dari alumni angkatan sendiri (87) dan angkatan di bawahku 88 (sejak kulindungi mereka dalam acara inisiasi mahasiswa baru dari perpeloncoan, angkatan 87 dan 88 menjadi guyub). Mayoritas suara untukku berasal dari angkatan2 di atasku : 85, 84, 83 (saya menjalin hubungan baik dengan mereka berdasar rasa hormat sejak mahasiswa baru). Yang tak kuduga, dukungan juga datang angkatan yang lebih senior dan yang lebih muda. 

Saya tidak "siap mental" ketika terpilih jadi Ketua Alumni dan didaulat memberikan sambutan sebagai ketua terpilih. Sesudah acara Reuni Akbar itu, rekan2 angkatan 87 dan 88 memintaku untuk makan bersama di Resto Mak Engking di Kampus UI Depok. Foto-foto yang dishare bro Arifin Dwi Slamet  jelas terlihat ekspresi wajahku yang "tidak ceria"... Menyimpulkan : Ketika jabatan merupakan "musibah" (tidak dikehendaki) dan menjadi beban berat bagiku selama 7 tahun (sampai mengakhiri masa bakti pada 17 September 2016). 

Kini semua itu sudah berlalu dan menjadi pelajaran kehidupan bagiku. Untuk itu saya Bersyukur atas pengalaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun