Kita patut prihatin melihat masalah Palestina yang terjadi sejak bulan suci Ramadhan lalu, yang justru kini menjadi "isu baru" yang memecahbelah masyarakat kita.Â
Padahal sejak RI didirikan, komitmen dukungan RI pada Palestina sangat jelas. Pemerintah sekarang juga menyatakan hal itu. Buktinya sampai sekarang RI menolak membuka hubungan diplomatik dengan Israel dan menolak mengakui klaim Israel tentang Yerusalem sebagai ibukota barunya. Sebaliknya RI menjalin hubungan diplomatik dengan Palestina.Â
Serangan tentara Israel pada warga Palestina yang sedang Shalat Tarawih di depan Masjidil Aqsha sungguh suatu kezhaliman atau "kemungkaran" dalam norma kemanusiaan internasional. Dalam kamus, "mungkar" berarti "Durhaka (melanggar perintah Tuhan)Â
Rasulullah SAW memberi TUNTUNAN bagaimana kita harus bersikap terhadap "kemungkaran / kezhaliman" :  "Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan TANGANNYA. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan LISAN, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan HATINYA. Itulah selemah-lemah iman" (Hadits Riwayat Muslim).Â
Dalam hal serangan Israel atas Palestina ini, termasuk golongan yang mana kita?
1 "Yang mencegah kemungkaran dengan TANGAN" : yang turun tangan langsung dengan berdemo mendukung Palestina atau memberi bantuan medis dan sumbangan pada Palestina.Â
2 "Yang mencegah kemungkaran dengan LISAN : para penceramah yang mengajak jamaah untuk mendoakan keselamatan Palestina. Atau dengan TULISAN : menulis atau memforward tulisan tentang dukungan pada perjuangan Palestina. Di tengah "terbelahnya sikap masyarakat kita sekarang", tindakan ini pun perlu keberanian karena mengandung resiko (diserang / dimusuhi pendapat yang berbeda).Â
 3 "Yang mencegah kemungkaran dengan HATI, yang menurut Nabi "Itulah selemah-lemahnya Iman". Penulis kira sikap "berdiam diri" inilah yang paling banyak dilakukan umat Islam Indonesia saat ini... "the silent majority"... Alasan utamanya : khawatir dicap negatif (radikal, dll).Â
Sebetulnya selain 3 kelompok di atas - yang pada dasarnya memiliki simpati pada Palestina, masih ada 2 kelompok lagi di kalangan masyarakat muslim Indonesia :Â
4 Apatis. Tak peduli. "Emang Gue Pikirin". Tak merasa relate dengan Palestina. Terutama ada pada masyarakat yang makin sekuler dan tak paham sejarah.Â
5 Anti-Palestina, bahkan tanpa sadar menjadi "Buzzer Israel". Logikanya sederhana : Berpihaklah pada Pemenang (pihak yang lebih mumpuni). Ngapain dukung pihak  yang lebih lemah dan selalu kalah? Israel, 1 negara Yahudi yang berhasil survive dari kepungan negara-negara Arab, menjadi Idola baru.
Sebagai penutup, penulis akan sampaikan 3 (tiga)Â alasan kenapa muslim Indonesia seharusnya mendukung Palestina yang sedang diserang Israel :Â
1) Masjidil Aqsha adalah masjid suci ketiga bagi umat Islam (setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi). Sebelum dialihkan ke Ka'bah, Baitul Maqdis adalah Kiblat Shalat pada masa NabiÂ
2) Alasan kemanusiaan : serangan brutal tentara Israel atas rakyat sipil Palestina yang sedang beribadah. Ingat rakyat Palestina bukan hanya terdiri dari orang Islam, tapi juga orang Kristen.Â
3) Balas budi atas dukungan Palestina pada kemerdekaan Indonesia tahun 1945 (Palestina termasuk negara yang paling awal mengakui keberadaan RI).Â
Singkatnya, bagi orang Islam yang menyakini Al Qur'an dan Sunnah Nabi, serangan Israel atas Palestina ini,  bukan hanya "isu politik luar negeri" nun jauh di sana, tapi sesungguhnya adalah "Ujian Keimanan". Luluskah kita ? Wallahu a'lam bishawab (hanya Allah yang mengetahui kebenarannya).
 *Pandji Kiansantang, 20 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H