Kecaman terutama ditujukan pada aksi agresif Trump yang sering melakukan interupsi secara kasar. CNN Fact Check menyatakan banyaknya kebohongan yang diucapkan Trump selama debat.Â
Tapi sikap lawannya Biden, juga tidak terpuji. Kedua Capres saling mencela secara terbuka. "Anda bisa diam tidak," ucap Biden kepada Trump saat debat baru berlangsung 18 menit. Biden juga berulang kali mengejek Trump sebagai: "badut, rasis, dan anjing kecil Putin". Biden bahkan berkata: "Anda Presiden AS paling buruk."
Sungguh ini adalah potret buruk Demokrasi Amerika yang ditonton ratusan juta orang di seluruh dunia.
3 INSPIRASI DEBAT TRUMP VS BIDEN
Sedikitnya ada 3 Inspirasi dari debat perdana Pemilihan Presiden AS pada tahun 2020 antara Trump vs Biden :Â
1) Minimnya Etika debat: saling interupsi dam saling menghina. "Bullying his opponent".. Ini Teladan buruk bagi rakyatnya. Pemimpin yang minim etika ketika berkampanye bisa dipastikan akan tanpa etika politik ketiks terpilih. Rakyat Amerika dihadapkan pada pilihan pahit... bukan untuk memilih "yang terbaik", tapi untuk memilih "the worse among the worst"... "the lesser evil"...Â
2) Kepintaran bicara dan berdebat belum tentu memberikan "jawaban yang tepat" berdasarkan pemahaman atas masalah (substance) dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Host. Yang ada debat kusir dan "Ngeles".Â
CNN memberi judul "Trump vs Biden in Combative and Chaotic Debate". Pengamat TV memperkitakan setengah pemirsa usia muda, khususnya "undecided voters", merasa muak dan meninggalkan acara debat itu setelah setengah jam nenonton acara itu. Pengamat menilai kedua calon tidak menawarkan solusi konkrit atas pandemi Corona yang menjadi masalah utama di Amerika saat ini.
 3) "A divided nation" (masyarakat terbelah), yang makin dalam terbelah. Trump yang didukung mayoritas kulit putih, terutama White Supremacist berkonfrontasi dengan Biden yang terutama didukung minoritas kulit berwarna. Bukannya mempersatukan, Pilpres AS akan makin memecah belah rakyat Amerika.
Indonesia seharusnya belajar dari pengalaman pahit Amerika dalam mempraktekkan demokrasi ini sehingga tidak "meniru kesalahan yang sama".