Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mendapat 3 Inspirasi dari Debat Pilpres AS

30 September 2020   13:17 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:55 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moderator dari Fox News, Chris Wallace, berbicara ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden saling berargumen dalam debat perdana Pilpres AS, di Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio, pada 29 September 2020. (Foto: AP Photo/Patrick Semansky via kompas.com)

Siang ini di CNN, Penulis baru saja menyaksikan "US Presidential Debate 2020" ronde pertama yang "seru". Rencananya akan ada 3 kali debat Calon Presiden dan 1 kali debat calon Wakil Presiden sebelum tanggal pencoblosan pada 3 November 2020. 

Sebelum membahas jalannya debat Donald Trump (Partai Republik) vs Joe Biden (Partai Demokrat), kita akan kilas balik untuk mengetahui arti penting perdebatan yang disiarkan TV ini. 

DEBAT PEMILIHAN PRESIDEN DI TV AMERIKA 

Pertamakalinya debat Pemilihan Presiden AS disiarkan TV pada 60 tahun lalu, yaitu pada 26 September 1960. Inilah momen dimulainya debat Pilpres di AS melalui TV, yang lalu diadaptasi di sejumlah negara demokrasi, termasuk Indonesia. 

newsmuseum.pt
newsmuseum.pt
Ternyata jalannya debat yang disiarkan TV ini berpengaruh cukup besar pada hasil pemilihan Presiden. Kontestannya adalah : Richard Nixon (Wakil Presiden, kandidat Partai Republik) vs John F Kennedy "JFK" (Senator, kandidat Partai Demokrat). 

Pada awalnya pertarungan ini diibaratkan sebagai "David vs Goliath" karena JFK dianggap "anak bawang" (newbie dalam politIk) melawan Nixon yang dianggap "dedengkot" politik... bagai amatir vs profesional... pendatang baru vs  politisi berpengalaman. 

Kejutan besar, ternyata sang underdog yang menang...  karena pesona JFK di TV. Posisinya sebagai Wakil Presiden "Incumbent" (petahana) tidak mampu memenangkan Nixon melawan JFK sang "Contender" (Penantang) yang mampu merebut simpati rakyat AS dalam penampilannya di televisi.  JFK segera menjadi "media darling"...

KEJUTAN BESAR DONALD TRUMP

Empat tahun lalu, terjadi kejutan besar dalam sejarah Pemilihan Presiden AS. Pengusaha Donald Trump (kandidat Partai Republik) sang underdog mampu mempercundangi sang favorit Hillary Clinton (kandidat Partai Demokrat). 

Tadinya ada "skenario impian": setelah Barrack Obama mampu menjadi Presiden kulit hitam pertama, sejarah akan kembali terukir dengan terpilihnya Wanita pertama sebagai Presiden AS, yaitu Hillary Clinton. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Ternyata "faktor X" Donald Trump mampu menghancurkan impian Partai Demokrat itu. Semula Trump adalah "outsider" di jajaran elite Partai Republik. Pencalonannya sebagai Capres pada 2016 dicibir banyak orang. Ternyata Trump bukan calon "kaleng-kaleng". Ia mengumpulkan orang-orang terbaik dalam tim kampanyanye, lalu satu persatu menumbangkan rival-rival capres Partai Republik. 

Trump berjaya berhadapan 1 lawan 1 melawan Hillary Clinton, politisi senior berpengalaman (Ibu Negara pada masa Presiden Bill Clinton dan menteri luar negeri pada kabinet Obama).

Trump menjadi personifikasi dari "American Dream"... salah satu orang terkaya di Amerika yang sukses dalam bisnis yang juga mampu menjadi orang no 1 di AS. Tapi kontroversi Trump ketika masa kampanye, terus berlanjut selama 4 tahun masa kepresidenannya. Masalah demi masalah dihadapi AS. 

3 Masalah Utama Amerika Serikat Saat Ini

Ada 3 masalah utama yang dihadapi AS pada saat ini: 

1. Pandemi Corona: AS adalah negara yang paling parah terserang virus Corona. Kira-kira seperlima jumlah yang terinfeksi dan wafat karena Corona ada di negara Paman Sam ini : 7,4 juta kasus Corona dengan 210 ribu kematian menghantui Amerika.

2. Konflik rasial: masih kuatnya prasangka rasial di wilayah selatan membangkitkan gelombang demonstrasi gerakan "Black Lives Matter" (BLM). Geraksn ini mendapat perlawanan dari "White Supremacist" yang "mendapat angin" dari Trump.

3. Masalah ekonomi: dibayangi ancaman krisis ekonomi terburuk sejak Depresi Besar 1930-an dan krisis finansiak di AS 2007-2010. Diperburuk dengan meningkatnya pengangguran akibat pandemi dan perang dagang melawan China.

AS adalah superpower tunggal pasca runtuhnya Blok Timur, tapi kini sedang terguncang dan rentan karena rangkaian krisis kesehatan, krisis sosial dan krisis ekonomi di atas.

DEBAT PERDAMA TRUMP.VS BIDEN YANG "CHAOS"

Tepat enam dekade setelah  debat capres pertama yang ditayangkan di TV, pada 29 September 2020 malam waktu AS (pagi hari 30 September 2020 WIB) dilangsungkan Debat Calon Presiden AS pada "Tahun Pandemi" untuk memilih Presiden AS ke-59.

Ada harapan besar terhadap debat Capres AS, tapi yang tersaji sungguh mengecewakan. Host CNN mengatakan "Most chaotic Presidential debate I've ever seen"... Lainnya mengatakan "It's a worst debate... it's disgrace".

ilustrasi pribadi. (Kolase dari CNN)
ilustrasi pribadi. (Kolase dari CNN)

Kecaman terutama ditujukan pada aksi agresif Trump yang sering melakukan interupsi secara kasar. CNN Fact Check menyatakan banyaknya kebohongan yang diucapkan Trump selama debat. 

Tapi sikap lawannya Biden, juga tidak terpuji. Kedua Capres saling mencela secara terbuka. "Anda bisa diam tidak," ucap Biden kepada Trump saat debat baru berlangsung 18 menit. Biden juga berulang kali mengejek Trump sebagai: "badut, rasis, dan anjing kecil Putin". Biden bahkan berkata: "Anda Presiden AS paling buruk."

Sungguh ini adalah potret buruk Demokrasi Amerika yang ditonton ratusan juta orang di seluruh dunia.

3 INSPIRASI DEBAT TRUMP VS BIDEN

Sedikitnya ada 3 Inspirasi dari debat perdana Pemilihan Presiden AS pada tahun 2020 antara Trump vs Biden : 

1) Minimnya Etika debat: saling interupsi dam saling menghina. "Bullying his opponent".. Ini Teladan buruk bagi rakyatnya. Pemimpin yang minim etika ketika berkampanye bisa dipastikan akan tanpa etika politik ketiks terpilih. Rakyat Amerika dihadapkan pada pilihan pahit... bukan untuk memilih "yang terbaik", tapi untuk memilih "the worse among the worst"... "the lesser evil"... 

2) Kepintaran bicara dan berdebat belum tentu memberikan "jawaban yang tepat" berdasarkan pemahaman atas masalah (substance) dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Host. Yang ada debat kusir dan "Ngeles". 

CNN memberi judul "Trump vs Biden in Combative and Chaotic Debate". Pengamat TV memperkitakan setengah pemirsa usia muda, khususnya "undecided voters", merasa muak dan meninggalkan acara debat itu setelah setengah jam nenonton acara itu. Pengamat menilai kedua calon tidak menawarkan solusi konkrit atas pandemi Corona yang menjadi masalah utama di Amerika saat ini.

 3) "A divided nation" (masyarakat terbelah), yang makin dalam terbelah. Trump yang didukung mayoritas kulit putih, terutama White Supremacist berkonfrontasi dengan Biden yang terutama didukung minoritas kulit berwarna. Bukannya mempersatukan, Pilpres AS akan makin memecah belah rakyat Amerika.

Indonesia seharusnya belajar dari pengalaman pahit Amerika dalam mempraktekkan demokrasi ini sehingga tidak "meniru kesalahan yang sama".

Jadi masih ada 35 hari menuju Pemilihan Presiden yang bisa dibilang "paling menentukan" in our lifetime". Let's wait and see...

 *Pandji Kiansantang, 30 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun