Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berakhirnya "Dunia Tanpa Perang" pada "Tahun Pandemi"

30 September 2020   03:13 Diperbarui: 30 September 2020   08:18 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai minggu lalu, kita masih bisa bersyukur bahwa "blessing in disguise" pandemi Corona yang "menyusahkan" seantero jagad ini adalah tiba-tiba Dunia menjadi DAMAI...  Berita perang, pemberontakan dan konflik militer yang menjadi makanan sehari-sehari pada "masa normal", tiba-tiba hilang pada masa pandemi. 

 Untuk pertamakalinya, umat manusia sejak abad ke-20 dapat memperingati "Hari Perdamaian Sedunia" (International Day of Peace) pada 21 September 2020, benar-benar TANPA perang dimanapun!  Akhirnya, tercipta Damai di dunia.... BUKAN PBB yang mewujudkannya, tapi... Pandemi global Covid 19.

Seakan sibuk menangkis serangan virus, membuat pemimpin-pemimpin dunia melupakan ambisi kekuasaan dan hasrat teritorialnya. 

Pada tahun ini, kita sempat sampai pada titik dimana Perang - seperti halnya Perbudakan - bakal tinggal jadi Sejarah... Peradaban modern akan "naik klas" ke tingkat "perdamaian abadi"... Impian umat manusia bakal terwujud berkat peranan yang tak pernah diduga... dari merebaknya virus penyakit.

Tapi ketika impian utopis itu sedang terbang tinggi ke "langit ketujuh", tiba-tiba saja munculnya sebuah berita perang pada hari ini... menghancurleburkan impian itu. 

Harapan kemanusiaan akan "perdamaian abadi" mendadak sirna... bagai jatuh hancur berkeping-keping dari langit ke bumi. Menyadarkan kita bahwa kita hidup di DUNIA  yang fana, bukan Surga yang ideal.

Pandemi ini memunculkan sisi terbaik dari manusia, tapi sekaligus membangkitkan sisi terburuknya. Banyak orang  yang insyaf dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan terdorong hati nurani untuk lebih peduli dan membantu sesama. Tapi lebih banyak lagi yang  karena mementingkan diri sendiri, berubah menjadi jahat dan kehilangan rasa kemanusiaannya. Pandemi global adalah Tragedi Dunia sekaligus Ironi Kemanusian...

Ambisi kekuasaan dan naluri "purba" berbentuk kekerasan akhirnya tak terbendung juga. Ketika ancaman pandemi mereda, perang mendapatkan justifikasinya... Makin suram saja nasib umat manusia pada Tahun Pandemi ini 

Berakhir sudah : Dunia TANPA Perang pada tahun 2020 setelah pandemi global Covid-19 melanda... Perang 2 negara bertetangga di Asia Tengah pecahan Uni Soviet, Azerbaijan vs  Armenia memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh meletus kembali pada akhir September 2020. 

20200930-081639-5f73dcca097f361b50797823.jpg
20200930-081639-5f73dcca097f361b50797823.jpg
Sebelumnya kedua negara pernah berperang karena masalah yang sama selama 1988-1994. Armenia didukung Rusia dan Azerbaijan didukung Turki... mengingatkan perang Krim pada abad ke-19 di antara 2 kekuatan regional saat itu : Kekaisaran Rusia vs Kesultanan Turki Utsmani... Sejarah berulang...

Bagaimana dengan di tanah air? Ada berita tawuran yang melibatkan ratusan warga di Cileduk. Polisi harus mendakwa dengan 2 lapis tuduhan pelanggaran hukum : tawuran dan pelanggaran ptotokol kesehatan... pastinya yg tawuran tidak pakai masker dan menjaga social distancing ...

Dilihat dari aspek psikologi massa, stres akibat pandemi dan krisis sosial ekonomi yang ditumbulkannya, berakumulasi pada makin "emosi jiwa" masyarakat. 

Meningkatnya kriminalitas dan KDRT dalam keluarga merupakan indikasinya. Lihat saja di sekitat kita, orang-orang makin "baper" dan mudah tersinggung. 

Bagai rumput kering di puncak musim kemarau yang mudah terbakar, emosi masyarakat saat ini mudah tersulut. "HUNGRY people is ANGRY people"... Lebih berhati-hatilah dalam berkata-kata dan bertindak pada waktu seperti sekarang ini. Inilah saatnya untuk lebih mengendalikan diri (self-control) agar tidak ikut "terbakar" emosi diri atau justru memprovokasi "membakar" emosi orang lain. Waspadalah...

*Pandji Kiansantang, 30 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun