Dilihat dari aspek psikologi massa, stres akibat pandemi dan krisis sosial ekonomi yang ditumbulkannya, berakumulasi pada makin "emosi jiwa" masyarakat.Â
Meningkatnya kriminalitas dan KDRT dalam keluarga merupakan indikasinya. Lihat saja di sekitat kita, orang-orang makin "baper" dan mudah tersinggung.Â
Bagai rumput kering di puncak musim kemarau yang mudah terbakar, emosi masyarakat saat ini mudah tersulut. "HUNGRYÂ people is ANGRY people"... Lebih berhati-hatilah dalam berkata-kata dan bertindak pada waktu seperti sekarang ini. Inilah saatnya untuk lebih mengendalikan diri (self-control)Â agar tidak ikut "terbakar" emosi diri atau justru memprovokasi "membakar" emosi orang lain. Waspadalah...
*Pandji Kiansantang, 30 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H