2 artikel yang kutulis berjudul : "Now I Love Monday! Menjadi "Pribadi Baru" pada masa Pandemi" dan "Apa Jadinya Tanpa Istri". Keduanya artikel "inspiratif" yang ingin membangkitkan semangat bekerja pada hari Senin dan memberikan apresiasi pada Istri dalam rumah tangga. Alhamdulillah, keduanya dijadikan "Pilihan Editor" di Kompasiana.Â
Di artikel pertama, penulis menggugat perilaku "I Don't Like Monday" bukan hanya sebagai "self-destructing habit" yang merugikan diri sendiri, tapi juga membahayakan karir dan pekerjaan kita pada masa pandemi.
 Artikel kedua "Apa Jadinya Tanpa Istri", mendapat inspirasi dari perilaku istriku yang telah mendampingiku selama 22 tahun... yang luar biasa... "Istriku, Guruku"... Selayaknya tulisan ini didedikasikan pada istri yang berulangtahun setengah abad... semacam kado KHAS PENULIS, yaitu Hadiah berupa Tulisan.Â
Sungguh bersyukur artikel yang Penulis bagikan juga di WA pada keluarga dan relasi, mendapat sambutan positif, terutama dari kaum wanita yang merasa diapresiasi. Kakak perempuanku bahkan menelponku menceritakan bahwa itu adalah salah 1 hari yang paling "membahagiakan" bagi dirinya.Â
Setelah ia menshare tulisanku "Apa Jadinya Tanpa Istri" ke grup WA keluarganya, suaminya di kantor langsung menelponnya mengucapkan "Thank you. I Love You". Ketiga anaknya yang ada di rumah, spontan masuk ke dalan kamarnya dan memeluknya sambil mengungkapkan rasa terimakasih mereka pada Ibunya. So sweet... Â
"What a perfect start"... Awal yang sempurna untuk memulai aktivitas pada hari Senin... Apa yang terjadi selanjutnya membuat hari ini menjadi hari yang sungguh spesial dalam hidupku : dapat belajar dari  Lima "Guru Kehidupan" dalam Sehari...Â
GURU PERTAMA : AKTIVIS SPIRITUAL
Jam 9 pagi meluncurlah mobilku ke Cilandak untuk bertemu dengan seorang bule kenalan sobat lamaku. Melihat foto mereka berdua di medsos, saya bilang ke temanku bahwa aku ingin bertemunya untuk belajar tentang kehidupan...Â
Learning from a total stranger... niat belajar pada orang yang sama sekali belum kukenal. Hanya instingku yang mendorongku untuk jauh-jauh berkendara melintasi setengah ibukota dari Rawamangun ke Cilandak demi bertemu dengan orang asing itu.Â
Namanya Pak Harris Roberts, kelahiran Florida, AS Â pada 75 tahun yang lalu. Ilmunya sangat beragam : Sejarah Agama-agama untuk S-1, MBA untuk S-2 dan Change Management & Organization Development untuk S-3. Ia tinggal di Indonesia sejak 1968, menikahi wanita Indonesia dan memiliki 2 anak. Ilmunya dilengkapi dengan wawasan spiritual dari latihan kejiwaan yang digelutinya sejak tahun 1960-an.Â