Dalam kesehariannya, dalam keadaan "normal", kita seharusnya tetap pakai masker pada masa pandemi ini. Hanya dalam keadaan tertentu yg sekali2 saja, masker dilepas. Ketika makan, masker harus dibuka. Artinya LESS EAT, DRINK & SMOKING. Â Bermasker seharusnya bisa membantu DIET kita sehingga lebih ramping dan sehat!Â
Bagi perokok (smoker), masker harus dibuka berkali2 ketika "ngudud". Artinya membuka resiko terpapar Corona. Terlebih ada riset yg menunjukkan perokok lebih rentan terjangkit virus Corona. Artinya Masker bermanfaat untuk Kampanye ANTI MEROKOK. Bermasker juga seharusnya menjadi momentum  untuk berhenti merokok demi hidup yg lebih sehat untuk diri sendiri dan keluarga.Â
4. Secara kesehatan, memakai Masker pada dasarnya adalah untuk MELINDUNGI DIRI & ORANG LAIN. Bagi yang sehat, memakai masker agar tidak tertular virus. Bagi yg sakit, wajib bermasker agar tak menularkam pada orang lain. Bermasker mengingatkan kembali pada fitrah kita untuk MELINDUNGI diri dan orang2 di sekitar kita.Â
Jika kita sakit, janganlah menjadi sumber bencana, membawa mudharat termasuk pads orang2 yg kita cintai. Walau masih muda, Jangan sok sehat. Ingat banyak kasus OTG (Orang Tanpa Gejala). Tidak selamanya "Berbagi" itu baik  apalagi berbagi menyebarkan penyakit tanpa kita sadari ..."When sharing is not caring" : jangan BERBAGI PENYAKIT.Â
Jangan ditulari dan menulari, sebagaimana sabda Rasulullah "Jangan zhalim dan jangan mau dizhalimi orang lain"
Kesimpulannya, DISIPLIN memakai masker membuat kita menjadi "manusia yang LEBIH BAIK"... a better man...
*Pandji Kiansantang, 15 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H