Untuk menutupi aksi kejahatannya, Suzzanna "dikubur hidup-hidup".... mungkin inilah penjelasan judul film "Bernafas dalam Kubur".
Rasa cinta yang besar dari suaminya membuat hantu Sundel Bolong menjadi kuat. Ia mengatakan pada suaminya "Aku adalah istrimu.. dalam kehidupan atau mati". Romansa suami istri dari dunia yang berbeda. Film pun berakhir dengan "happy ending" a'la film horror
2. Hai pengusaha, perhatikan kesejahteraan karyawanmu... Kepepet bisa membuat orang nekad. Perampokan yang mengakibatkan kematian Suzzanna dilakukan oleh 4 buruh dari pabrik yang dipimpin suaminya.
Mereka nekad melakukannya setelah gagalnya upaya meminta kenaikan gaji dengan ancaman akan melakukan demo buruh. Salah satu pelaku melakukannya untuk membiayai pengobatan ibunya.
3. Setiap kejahatan pasti akan dibalas... dalam berbagai cara. Mengikuti logika "keadilan" film horror, di akhir film sang Sundel Bolong dan  suaminya bahu membahu membalas dendam terhadap mereka yang mencelakakan keluarga mereka.
Penulis masih ingat di film "Sundel Bolong" tahun 1981 Â ada adegan yang agak janggal ketika sang hantu -- layaknya penegak hukum -- Â "menceramahi" para penjahat tentang kejahatan.
Untuk film ini, salah satu adegan paling menggelitik adalah ketika sang Sundel Bolong bertanya "Kenapa harus ada syaithan di dunia?" Salah seorang pembantu menjawab "Karena ada urusan yang belum selesai".
Penjelasan penyebab adanya hantu adalah "unfinished business" ini dipopulerkan oleh film "The Sixth Sense" (1999) yang dibintangi Bruce Willis.
*Pandji Kiansantang, Minggu, 2 Desember 2018, Arion XXI, Jakarta Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H