"Integrity in eco-leadership also includes education and empowerment, as eco-leaders strive to raise awareness of environmental issues and empower individuals and communities to take action." (Laudate Deum, 18)Â
Dalam lingkup eco-leadership, pendidikan dan pemberdayaan dianggap sebagai instrumen kunci dalam membangun kesadaran dan aksi kolektif terhadap isu-isu lingkungan. Eco-leaders memahami bahwa untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan, masyarakat perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang tantangan lingkungan yang dihadapi dan tindakan yang dapat diambil untuk mengatasinya. Oleh karena itu, mereka menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama, baik melalui program formal maupun informal, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan.
Selanjutnya, eco-leaders juga berkomitmen untuk memberdayakan individu dan komunitas untuk bertindak secara proaktif dalam melindungi lingkungan. Mereka menyadari bahwa perubahan yang signifikan memerlukan partisipasi aktif dan keterlibatan dari berbagai pihak dalam masyarakat.Â
Oleh karena itu, eco-leaders mengembangkan program-program pemberdayaan yang bertujuan untuk menguatkan kapasitas masyarakat, baik dalam hal pengetahuan tentang lingkungan maupun keterampilan untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Eco-leaders juga mengakui bahwa pendidikan dan pemberdayaan bukanlah upaya sekali jalan, tetapi merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan investasi jangka panjang.Â
Oleh karena itu, mereka memastikan bahwa program-program pendidikan dan pemberdayaan mereka dirancang secara berkelanjutan dan berkelanjutan.Â
Hal ini mencakup membangun kemitraan dengan lembaga pendidikan, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan lingkungan, serta mendukung inisiatif-inisiatif pemberdayaan masyarakat di tingkat lokal.
Dengan demikian, eco-leaders menjalankan peran penting dalam membentuk budaya tanggung jawab lingkungan dan keberlanjutan di kalangan masyarakat Indonesia melalui upaya pendidikan dan pemberdayaan yang holistik dan berkelanjutan.Â
Melalui upaya ini, mereka menginspirasi individu dan komunitas untuk mengambil peran aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
7. Resilience and Determination: Akhirnya, integritas dalam eco-leadership tercermin dalam ketahanan dan determinasi di tengah tantangan dan hambatan. Eco-leaders tetap teguh dalam komitmen mereka untuk mencapai Indonesia Emas 2045, mengatasi rintangan dengan keberanian dan ketekunan, serta menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan.
"Therefore, it is essential to show special care for indigenous communities and their cultural traditions. They are not merely one minority among others, but should be the principal dialogue partners, especially when large projects affecting their land are proposed. For them, land is not a commodity but rather a gift from God and from their ancestors who rest there, a sacred space with which they need to interact if they are to maintain their identity and value." (Laudato Si', 146)Â