Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

OCEAN Personality Model: Strategi Praktis bagi Guru dalam Menghadapi Siswa yang Beragam

12 Februari 2024   23:06 Diperbarui: 13 Februari 2024   07:10 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengakuan dan Penghargaan: Mengakui dan menghargai kontribusi siswa dengan keterbukaan tinggi dalam lingkungan belajar dapat mendorong mereka untuk tetap terlibat dan berkontribusi secara positif.

Dengan memperhatikan kebutuhan dan minat individu siswa, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang merangsang dan inklusif bagi semua siswa, tanpa meninggalkan siswa yang lebih cenderung terhadap kebiasaan dan rutinitas. Ini melibatkan keseimbangan antara fleksibilitas untuk siswa yang keterbukaannya tinggi dan struktur yang diperlukan untuk siswa yang lebih membutuhkan kerangka yang jelas.

Conscientiousness (Kesungguhan): Bagaimana kita dapat membantu siswa yang memiliki tingkat kesungguhan yang rendah untuk mengembangkan keterampilan organisasi dan manajemen waktu yang diperlukan untuk berhasil di lingkungan pendidikan inklusi yang kompleks?

Dalam Big Five Personality Model, "Conscientiousness" atau "Kesungguhan" merujuk pada sejauh mana seseorang terorganisir, bertanggung jawab, dan cermat dalam tindakan dan kewajibannya. Individu yang tinggi dalam kesungguhan cenderung memiliki kebiasaan yang baik, merencanakan dan mempersiapkan diri dengan baik, serta memiliki kemampuan untuk mengendalikan impuls dan menyelesaikan tugas dengan efisien.

Untuk membantu siswa yang memiliki tingkat kesungguhan yang rendah mengembangkan keterampilan organisasi dan manajemen waktu yang diperlukan untuk berhasil di lingkungan pendidikan inklusi yang kompleks, beberapa strategi dapat diterapkan:

  1. Penyediaan Struktur dan Rutinitas: Guru dapat membantu siswa dengan tingkat kesungguhan yang rendah dengan menyediakan struktur yang jelas dan rutinitas yang konsisten dalam kelas. Hal ini membantu siswa untuk memahami apa yang diharapkan dari mereka dan membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk mengatur waktu dan tugas.

  2. Pelatihan Keterampilan Manajemen Waktu: Melalui sesi pelatihan khusus atau bimbingan individual, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang efektif, seperti membuat jadwal harian atau mingguan, mengatur prioritas, dan menghindari prokrastinasi.

  3. Penggunaan Alat Bantu: Mendorong penggunaan alat bantu seperti agenda, planner, atau aplikasi manajemen waktu dapat membantu siswa untuk tetap terorganisir dan mengelola tugas-tugas mereka dengan lebih baik.

  4. Pendekatan Diferensiasi: Mengakui bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar dan kebutuhan yang berbeda, guru dapat mengadopsi pendekatan diferensiasi dalam penyampaian materi dan penilaian. Ini memungkinkan siswa yang memiliki tingkat kesungguhan yang rendah untuk menemukan cara belajar yang paling efektif bagi mereka.

  5. Pemberian Dukungan dan Pujian: Memberikan dukungan yang terus menerus dan memberikan pujian atas usaha dan kemajuan siswa dalam mengembangkan keterampilan organisasi dan manajemen waktu dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri mereka.

Dengan memberikan bimbingan yang tepat dan mendukung siswa dalam mengembangkan keterampilan kesungguhan, guru dapat membantu mereka untuk berhasil dalam lingkungan pendidikan inklusi yang kompleks, sambil juga mempersiapkan mereka untuk sukses dalam kehidupan sehari-hari.

Extraversion (Ekstroversi): Bagaimana kita dapat menciptakan kesempatan bagi siswa yang lebih introvert untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran kolaboratif, sementara juga memberikan ruang bagi siswa yang ekstrovert untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan koneksi sosial? 

Dalam Big Five Personality Model, "Extraversion" atau "Ekstroversi" mengacu pada tingkat keaktifan, percakapan, dan keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Individu yang tinggi dalam ekstroversi cenderung energik, sosial, dan terbuka terhadap interaksi sosial, sementara individu yang rendah dalam ekstroversi lebih cenderung introvert, lebih tertutup, dan lebih suka berpikir secara internal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun