Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Bukan Avengers, tapi Keberagaman Bikin Kita Jadi Superhero! Kenapa? Baca Ini!

3 Desember 2023   01:15 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:31 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Sobat Remaja yang Keren dan Kece!

Pernah gak kepikiran, Sob, kenapa film-film superhero selalu digandrungi? Bukan cuma soal kostum keren atau kekuatan super, tapi ada satu hal yang bikin mereka benar-benar luar biasa. Nah, judul kita kali ini udah ngebocorin sedikit: "Kita Bukan Avengers, tapi Keberagaman Bikin Kita Jadi Superhero! Kenapa? Baca Ini!" Yuk, mari kita kupas bareng-bareng tentang betapa pentingnya keberagaman, khususnya buat kita, kaum muda di Indonesia yang punya peran super penting di masyarakat. Let's dive in!

1. Menghormati Keberagaman Budaya: Implementasi kebinekaan membantu kaum muda memahami dan menghormati keberagaman budaya yang kaya di Indonesia, memupuk toleransi antar-etnis, agama, dan adat istiadat.

Implementasi kebinekaan tidak hanya menciptakan pemahaman, tetapi juga membentuk landasan filosofis yang mendalam bagi kaum muda. Salah satu tokoh yang telah mewujudkan konsep ini adalah Mahatma Gandhi. Gandhi mempromosikan prinsip ahimsa (tidak kekerasan) dan sarvodaya (kesejahteraan untuk semua) untuk menciptakan keharmonisan antarberagam budaya. Beliau mengajarkan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, tetapi justru kekuatan bagi masyarakat.

Praktik terbaik yang bisa diadopsi oleh kaum muda adalah semangat inklusivitas Nelson Mandela. Mandela, dalam memimpin Afrika Selatan pasca-apartheid, menekankan pentingnya rekonsiliasi antara berbagai etnis dan budaya. Frasa inspiratif dari Mandela yang dapat dihayati oleh kaum muda adalah, "Education is the most powerful weapon which you can use to change the world."

Sebagai contoh praktik terbaik, Unesco menggalakkan pendekatan inklusif dalam pendidikan. Mereka mendukung integrasi nilai-nilai keberagaman dalam kurikulum, memastikan bahwa setiap generasi mendapatkan pemahaman mendalam tentang kekayaan budaya Indonesia dan dunia.

Dalam merangkum esensi keberagaman budaya, Joseph Campbell, seorang ahli mitologi, menyatakan, "The goal of life is to make your heartbeat match the beat of the universe, to match your nature with Nature." Ini mencerminkan pandangan filosofis bahwa keberagaman budaya bukanlah sekadar perbedaan, melainkan bagian yang tak terpisahkan dari harmoni alam semesta.

Selebihnya, sebuah kutipan dari Kofi Annan, "Tolerance, inter-cultural dialogue, respect for diversity – these are more than catchy phrases. They are pillars of peace and stability." Ungkapan ini menegaskan bahwa melalui keberagaman, masyarakat dapat membangun fondasi perdamaian dan stabilitas.

Implementasi kebinekaan, ketika diletakkan pada landasan filosofis yang kokoh dan dipraktikkan melalui tindakan konkret, bukan hanya membangun pemahaman, tetapi juga menanamkan nilai-nilai universal bagi kaum muda.

2. Mendorong Dialog Antaragama: Kebinekaan memfasilitasi dialog antaragama, membantu kaum muda memahami persamaan dan perbedaan dalam keyakinan agama, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.

Mendorong dialog antaragama merupakan langkah filosofis yang memperdalam pemahaman kaum muda terhadap keberagaman keyakinan. Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet, adalah contoh tokoh yang mempraktikkan dialog antaragama. Beliau menjunjung tinggi perdamaian dan keselarasan antara agama-agama dunia. "My religion is very simple. My religion is kindness," ungkap Dalai Lama, menekankan bahwa esensi agama sejati adalah kebaikan dan kasih sayang.

Praktik terbaik yang dapat dijadikan inspirasi bagi kaum muda adalah inisiatif "Parliament of the World's Religions." Organisasi ini menyelenggarakan pertemuan antarumat beragama untuk mendorong pemahaman dan kerjasama lintasagama. Mereka mempraktikkan konsep bahwa persamaan nilainya jauh lebih besar daripada perbedaan, menciptakan ruang untuk dialog dan keseimbangan.

Tokoh seperti Rumi, seorang penyair Sufi, memberikan pandangan filosofis yang mendalam tentang perbedaan antaragama, "The wound is the place where the Light enters you." Kutipan ini merangkul keberagaman sebagai sumber kebijaksanaan dan pencerahan, mengajarkan kaum muda untuk melihat perbedaan sebagai kesempatan untuk bertumbuh.

Paus Fransiskus juga memainkan peran penting dalam mendorong dialog antaragama. Dengan sikap inklusifnya, Paus Fransiskus menyatakan, "We need to encounter each other and to challenge each other in order to grow." Ungkapannya mencerminkan filosofi bahwa pertemuan dan tantangan dalam dialog dapat menjadi sarana pertumbuhan spiritual.

Dan tidak boleh diabaikan, kutipan dari Swami Vivekananda memberikan inspirasi bagi kaum muda dalam menjalani dialog antaragama, "We are what our thoughts have made us; so take care about what you think. Words are secondary. Thoughts live; they travel far." Pesan ini merangsang kaum muda untuk merawat pemikiran positif dan terbuka dalam berdialog dengan keberagaman keyakinan. Dengan demikian, dialog antaragama tidak hanya menciptakan pemahaman, tetapi juga mendorong pertumbuhan spiritual.

3. Pemberdayaan Perempuan: Keberagaman dapat menjadi katalisator untuk pemberdayaan perempuan, memberikan ruang bagi partisipasi mereka dalam berbagai lapisan masyarakat, meretas stereotip, dan mempromosikan kesetaraan gender.

Pemberdayaan perempuan melalui keberagaman memiliki dasar filosofis yang melibatkan pemahaman akan nilai intrinsik dan keunikan setiap individu. Simone de Beauvoir, seorang filsuf feminis, menganjurkan pandangan filosofis bahwa "One is not born, but rather becomes, a woman." Ungkapan ini menekankan bahwa perempuan tidak terbatas oleh kodrat biologis, melainkan dapat membentuk identitas mereka melalui pengalaman dan pilihan.

Praktik terbaik dalam pemberdayaan perempuan bisa ditemukan dalam gerakan feminis yang dipelopori oleh tokoh seperti Gloria Steinem. Melalui organisasi dan aksi aktivisnya, Steinem memperjuangkan hak-hak perempuan sebagai bagian tak terpisahkan dari hak asasi manusia. "The story of women's struggle for equality belongs to no single feminist nor to any one organization but to the collective efforts of all who care about human rights," kata Steinem, mencerminkan bahwa perjuangan ini adalah tanggung jawab bersama.

Melalui filosofi kesetaraan gender, Malala Yousafzai memberikan inspirasi mendalam. "We cannot all succeed when half of us are held back," ucap Malala, menyoroti urgensi kesetaraan untuk kemajuan bersama. Pengalaman pribadinya sebagai pejuang pendidikan perempuan memberikan kaum muda pelajaran tentang keberanian dan tekad.

Organisasi seperti UN Women juga memainkan peran penting dalam mendorong kesetaraan gender secara global. Pendekatan mereka yang inklusif dan holistik mencerminkan ideologi bahwa keberagaman peran dan kontribusi perempuan adalah kekayaan yang harus diakui oleh masyarakat.

Juga, Eleanor Roosevelt, seorang pejuang hak asasi manusia, memberikan inspirasi bagi kaum muda dengan kata-katanya, "No one can make you feel inferior without your consent." Ungkapan ini merangsang pemikiran filosofis bahwa keberagaman dan kesetaraan adalah hak bawaan setiap individu, dan kekuatan untuk mengubah pandangan orang lain terletak pada ketegasan dan keyakinan diri. Dengan memahami dan menerapkan filosofi ini, kaum muda dapat menjadi agen perubahan untuk pemberdayaan perempuan melalui keberagaman.

4. Menghasilkan Kreativitas dan Inovasi: Keberagaman ide dan pandangan dari berbagai latar belakang dapat memicu kreativitas dan inovasi di kalangan kaum muda, memberikan dorongan bagi perkembangan ekonomi dan sosial.

Filosofi di balik hubungan antara keberagaman dan kreativitas menekankan kekayaan yang muncul dari perbedaan. Albert Einstein, seorang tokoh dalam dunia sains dan filsafat, menyampaikan pandangan filosofis bahwa "Creativity is intelligence having fun." Ungkapan ini menekankan bahwa kreativitas bukanlah hasil dari pemikiran monoton, melainkan berasal dari kecerdasan yang menyenangkan dan terbuka terhadap beragam ide.

Praktik terbaik yang memadukan keberagaman dan inovasi dapat ditemukan dalam model bisnis Pixar, perusahaan animasi yang dipimpin oleh Ed Catmull. Catmull mempromosikan lingkungan di mana ide-ide beragam diterima, dipertimbangkan, dan diterapkan dalam proses kreatif. Pendekatannya menciptakan film-film sukses dan merangsang imajinasi, menunjukkan bahwa keberagaman ide adalah kunci kesuksesan kreatif.

Steve Jobs, pendiri Apple, juga memberikan wawasan filosofis tentang inovasi dengan pernyataannya, "Innovation distinguishes between a leader and a follower." Ungkapan ini menyoroti bahwa inovasi, yang muncul dari pikiran yang berani dan berbeda, membedakan pemimpin dari pengikut. Jobs mengajarkan kaum muda untuk menjadikan keberagaman sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan solusi yang belum pernah terpikir sebelumnya.

Organisasi yang mengadopsi praktik terbaik dalam menghargai keberagaman ide adalah Google. Dengan mempromosikan budaya yang mendorong kreativitas, Google menciptakan ruang di mana setiap karyawan merasa dihargai dan didorong untuk berkontribusi dengan cara unik mereka sendiri.

Tidak boleh diabaikan ini, kutipan dari Maya Angelou menyiratkan pentingnya keberagaman dalam pencapaian potensi penuh manusia, "We all should know that diversity makes for a rich tapestry, and we must understand that all the threads of the tapestry are equal in value no matter their color." Ungkapan ini memotivasi kaum muda untuk menghargai dan memanfaatkan keberagaman sebagai sumber daya berharga dalam merajut tapestri kreativitas dan inovasi.

5. Membentuk Kewarganegaraan yang Bertanggung Jawab: Dengan memahami dan menghargai keberagaman, kaum muda dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab, aktif dalam partisipasi sosial, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Filosofi di balik pembentukan kewarganegaraan yang bertanggung jawab melibatkan pemahaman akan tanggung jawab moral individu terhadap masyarakat dan lingkungannya. Martin Luther King Jr., seorang pemimpin hak sipil, membawa konsep filosofis bahwa "In the end, we will remember not the words of our enemies, but the silence of our friends." Pernyataan ini menyoroti tanggung jawab moral untuk berbicara dan bertindak dalam menghadapi ketidakadilan, memotivasi kaum muda untuk menjadi suara yang proaktif dalam masyarakat.

Praktik terbaik dalam membentuk kewarganegaraan yang bertanggung jawab dapat ditemukan dalam aksi-aksi Mahatma Gandhi. Pendekatan filosofis Gandhi terhadap kebebasan dan keadilan melibatkan konsep ahimsa (tidak kekerasan) dan satyagraha (kebenaran sebagai kekuatan). Gandhi mendorong kaum muda untuk mengambil tanggung jawab dalam melawan ketidakadilan tanpa kekerasan.

Melinda Gates, melalui inisiatif filantropisnya, menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan adalah kunci bagi kewarganegaraan yang bertanggung jawab. "If you are successful, it is because somewhere, sometime, someone gave you a life or an idea that started you in the right direction," ucap Melinda Gates, merangkul ide bahwa kesuksesan membawa tanggung jawab untuk memberikan kembali kepada masyarakat.

Organisasi seperti Amnesty International juga memainkan peran penting dalam memotivasi tanggung jawab sosial. Mereka berjuang untuk hak asasi manusia tanpa pandang bulu dan menantang individu untuk menjadi bagian dari perubahan positif.

Juga ini, kutipan dari Margaret Mead memberikan inspirasi, "Never doubt that a small group of thoughtful, committed citizens can change the world. Indeed, it is the only thing that ever has." Ungkapan ini mengajak kaum muda untuk menyadari kekuatan mereka dalam menciptakan perubahan dan menegaskan bahwa kewarganegaraan yang bertanggung jawab dimulai dari tindakan individu.

6. Mengurangi Konflik Sosial: Kebinekaan membantu meredakan potensi konflik sosial dengan menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara kelompok-kelompok yang berbeda, mencegah polarisasi dan ketegangan.

Filosofi di balik upaya mengurangi konflik sosial melibatkan pemahaman mendalam akan pentingnya dialog, empati, dan toleransi untuk mengatasi perbedaan. Nelson Mandela, seorang tokoh perdamaian, menyampaikan pandangan filosofisnya, "Education is the most powerful weapon which you can use to change the world." Mandela menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengatasi ketidaksetaraan dan miskomunikasi yang dapat menyebabkan konflik.

Praktik terbaik yang dapat diadopsi oleh kaum muda dapat ditemukan dalam gerakan Truth and Reconciliation Commission (TRC) yang dipimpin oleh Desmond Tutu di Afrika Selatan. Tutu menerapkan konsep Ubuntu, filosofi Afrika yang menekankan keterkaitan dan ketergantungan kita pada satu sama lain. Pendekatan ini membantu mengurangi konflik dan membuka jalan untuk rekonsiliasi.

Organisasi Peace Direct adalah contoh praktik terbaik dalam mengurangi konflik sosial. Mereka mendukung inisiatif damai yang berasal dari komunitas lokal, memahami bahwa keberagaman pendekatan yang sesuai dengan konteks setempat dapat meredakan konflik.

Kutipan dari Martin Luther King Jr., "Darkness cannot drive out darkness; only light can do that. Hate cannot drive out hate; only love can do that," menyoroti filosofi bahwa konflik tidak dapat diselesaikan dengan konflik, tetapi hanya melalui pemahaman dan kasih sayang.

Sebagai penutup, Fransiskus dari Assisi memberikan inspirasi filosofis yang mendalam dalam doanya, "Lord, make me an instrument of your peace. Where there is hatred, let me sow love." Ungkapan ini mencerminkan keinginan untuk mengatasi konflik dengan kebaikan dan kasih sayang. Kaum muda dapat mengambil inspirasi dari pendekatan damai yang penuh empati dan mencari solusi bersama untuk mengurangi konflik sosial dalam masyarakat mereka.

7. Pengembangan Karir Global: Dalam era globalisasi, pemahaman akan keberagaman kultural dan multikulturalitas menjadi aset berharga bagi kaum muda dalam mengembangkan karir mereka di tingkat internasional. 

Pengembangan karir global melibatkan pemahaman mendalam akan keberagaman dan multikulturalitas sebagai modal berharga. Helen Keller, seorang penyandang disabilitas dan aktivis, menyatakan, "Alone we can do so little; together we can do so much." Ungkapan ini merangkul filosofi bahwa kerjasama dan penghargaan terhadap perbedaan dapat membuka pintu kesuksesan global.

Praktik terbaik dalam pengembangan karir global dapat ditemukan dalam pendekatan yang diambil oleh Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank. Yunus merangkul konsep pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, memotivasi kaum muda untuk menggabungkan keberagaman dalam upaya mereka untuk menciptakan dampak positif di tingkat global.

Global Shapers Community, yang merupakan inisiatif World Economic Forum, mencerminkan praktik terbaik dalam mengembangkan pemimpin muda global. Mereka menyatukan pemuda dari berbagai latar belakang untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek yang menyelesaikan tantangan global. Pendekatan ini mencerminkan filosofi bahwa keberagaman pandangan dan keterampilan adalah kunci untuk menghadapi masalah global.

Richard Branson, seorang tokoh bisnis dan filantropis, menyampaikan pandangan filosofisnya tentang globalisasi, "The art of delegation is one of the key skills any entrepreneur must master." Ungkapan ini menyoroti pentingnya kolaborasi dan pendelegasian tugas sebagai bagian dari pengembangan karir global.

Jangan diabaikan yang ini, kutipan dari Nelson Mandela memberikan inspirasi, "It always seems impossible until it's done." Ungkapan ini mengajak kaum muda untuk berani menghadapi tantangan global dan mengembangkan karir mereka dengan keyakinan bahwa setiap upaya, terlepas dari seberapa sulitnya, dapat berhasil. Keberagaman menjadi kekuatan bagi mereka yang berani melibatkan diri dalam panggung global dengan visi yang inklusif.

8. Pembentukan Identitas Nasional yang Kuat: Melalui pengakuan dan penghargaan terhadap keberagaman, kaum muda dapat membentuk identitas nasional yang lebih kuat, melampaui perbedaan untuk menyatukan bangsa Indonesia.

Pembentukan identitas nasional yang kuat melalui pengakuan terhadap keberagaman membutuhkan pemahaman mendalam akan nilai-nilai bersama dan keunikan setiap elemen dalam masyarakat. Sukarno, founding father Indonesia, memimpin dengan visi keberagaman dalam Bhinneka Tunggal Ika, "Unity in Diversity." Filosofinya mencerminkan keinginan untuk menyatukan keberagaman sebagai kekuatan yang memperkuat, bukan memecah belah.

Praktik terbaik yang dapat diadopsi oleh kaum muda dapat ditemukan dalam semangat Gotong Royong, nilai budaya Indonesia yang mendorong kerjasama dan saling membantu. Prinsip ini menggambarkan filosofi bahwa keberagaman adalah sumber kekuatan yang dapat membangun identitas nasional yang kokoh.

Tokoh seperti Soedjatmoko, intelektual dan pejuang kemerdekaan Indonesia, menyatakan, "Unity in Diversity is not a mere slogan, but the lifeblood of the Indonesian nation." Ungkapan ini memperkuat pemahaman bahwa keberagaman bukanlah sekadar klise, melainkan esensi yang memberi kehidupan pada bangsa Indonesia.

Konsep keberagaman dalam identitas nasional dapat ditemukan dalam praktik pemilihan tokoh pahlawan nasional. Pemilihan tokoh-tokoh dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang budaya menunjukkan upaya untuk merangkul dan mewakili keberagaman Indonesia.

Ingat ini juga, kutipan dari Nelson Mandela memberikan inspirasi, "It is in your hands to create a better world for all who live in it." Ungkapan ini mengajak kaum muda Indonesia untuk secara aktif berpartisipasi dalam membentuk identitas nasional yang kuat, dengan memahami dan menghargai keberagaman sebagai kunci menuju masa depan yang lebih baik. Identitas yang kuat tidak hanya melibatkan pengakuan terhadap perbedaan, tetapi juga keberanian untuk bersatu dalam keragaman.

9. Penanggulangan Diskriminasi: Implementasi kebinekaan membantu melawan segala bentuk diskriminasi, baik itu berdasarkan suku, agama, ras, atau gender, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif. 

Penanggulangan diskriminasi melibatkan pemahaman mendalam akan hak asasi manusia dan nilai-nilai keadilan. Martin Luther King Jr., seorang tokoh perjuangan hak sipil, menyampaikan pandangan filosofisnya, "I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character." Pernyataan ini mencerminkan aspirasi untuk masyarakat yang adil dan inklusif, di mana diskriminasi berdasarkan ras dapat diatasi.

Praktik terbaik dalam penanggulangan diskriminasi dapat ditemukan dalam gerakan hak asasi manusia yang dipelopori oleh Amnesty International. Mereka bekerja tanpa pandang bulu untuk melawan diskriminasi di berbagai bidang dan memastikan bahwa hak asasi setiap individu dihormati.

Tokoh seperti Malala Yousafzai, yang memperjuangkan hak pendidikan perempuan, memberikan contoh bagaimana individu dapat melawan diskriminasi dengan pendidikan. "Let us pick up our books and pens. They are our most powerful weapons," ucap Malala, menekankan bahwa pendidikan adalah alat untuk memerangi ketidaksetaraan dan diskriminasi.

Konsep affirmative action, seperti yang diterapkan di berbagai negara, adalah contoh praktik terbaik untuk mengurangi ketidaksetaraan dan mendukung kelompok yang terdiskriminasi. Pendekatan ini mencerminkan keinginan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif.

Affirmative action adalah kebijakan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah atau lembaga-lembaga tertentu untuk meningkatkan kesempatan atau hak-hak kelompok yang telah atau sedang mengalami diskriminasi. Tujuan utama dari affirmative action adalah menciptakan kesetaraan atau meredakan ketidaksetaraan yang terjadi di masyarakat, khususnya terkait dengan suku, ras, gender, atau kelompok minoritas lainnya. Praktik ini dapat diimplementasikan di berbagai sektor, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan publik.

Juga yang ini, kutipan dari Nelson Mandela memberikan inspirasi, "To deny people their human rights is to challenge their very humanity." Ungkapan ini menekankan bahwa hak asasi manusia adalah hak universal yang tidak dapat dicabut dari siapapun. Kaum muda di seluruh dunia harus menjadi pelindung hak asasi manusia dan memerangi segala bentuk diskriminasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

10. Peningkatan Kesejahteraan Sosial: Dengan mengintegrasikan keberagaman dalam kebijakan sosial dan ekonomi, implementasi kebinekaan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan sosial, memastikan manfaat pembangunan dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.

Peningkatan kesejahteraan sosial melalui integrasi keberagaman dalam kebijakan sosial dan ekonomi membutuhkan pandangan filosofis yang melibatkan konsep keadilan, kesetaraan, dan tanggung jawab sosial. Mahatma Gandhi, tokoh perjuangan kemerdekaan India, menyampaikan filosofi bahwa "A nation's culture resides in the hearts and in the soul of its people." Pernyataan ini menyoroti bahwa keberagaman budaya dan sosial adalah harta yang membentuk karakter suatu bangsa.

Praktik terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dapat ditemukan dalam filosofi pembangunan berkelanjutan. Pemikiran ini menekankan perlunya memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini memastikan bahwa keberagaman sumber daya alam dan sosial dijaga untuk kepentingan bersama.

Tokoh seperti Nobel Laureate Muhammad Yunus menginspirasi praktik terbaik melalui gagasannya tentang ekonomi sosial. Dengan memperkenalkan konsep mikrofinansial, Yunus memberdayakan komunitas miskin untuk menciptakan usaha kecil yang berkelanjutan, menunjukkan bahwa inklusi ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan di seluruh lapisan masyarakat.

Prinsip filosofis John Rawls, dengan konsep keadilan sebagai keadilan sosial, menyatakan bahwa ketidaksetaraan ekonomi dan sosial hanya dapat dibenarkan jika manfaatnya mengalir kepada yang paling tidak beruntung dalam masyarakat. Pendekatan ini memandang keberagaman sebagai alat untuk mencapai keadilan dan peningkatan kesejahteraan.

Dan yang satu ini, kutipan dari Nelson Mandela menegaskan bahwa "Overcoming poverty is not a gesture of charity. It is the protection of a fundamental human right, the right to dignity and a decent life." Ungkapan ini memberikan dorongan filosofis bahwa peningkatan kesejahteraan adalah hak asasi manusia yang mendasar dan bahwa keberagaman harus menjadi elemen utama dalam upaya mencapainya. Kaum muda dapat mengambil inspirasi dari pendekatan holistik ini untuk memberikan kontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih sejahtera dan adil.

Jadi, Sobat Remaja yang Super!

Kita udah membahas banyak hal tadi tentang keberagaman, bukan? Dari kekuatan kita yang sebenarnya, mirip banget dengan superhero di film-film favorit kita. Dalam petualangan kehidupan ini, kita mungkin bukan punya seragam super keren atau kemampuan luar biasa, tapi ada satu hal yang bikin kita benar-benar istimewa: KEUNIKAN KITA!

Dari 10 alasan krusial yang tadi kita bahas, kita bisa lihat bahwa keberagaman bukan cuma sekadar ide atau tren. Ini adalah kekuatan nyata yang bikin kita jadi superhero dalam kehidupan sehari-hari. Dari toleransi, persatuan, hingga kekreativan yang meledak-ledak, semuanya berasal dari keberagaman.

Ingat, Sobat, kita gak butuh kostum berkilauan untuk bisa bikin perbedaan. Setiap tindakan kecil kita, setiap kata bijak yang kita sebar, semuanya bisa jadi kekuatan positif buat Indonesia. Jadi, meskipun kita bukan Avengers, kita punya keberagaman yang bisa bikin dunia kita jadi lebih baik.

Yuk, teruslah jadi superhero bagi diri sendiri dan bagi orang-orang di sekitar kita. Jangan lupa, keberagaman itu bikin kita kuat, keren, dan pastinya membuat dunia ini jadi tempat yang lebih menyenangkan untuk semua orang. Sampai jumpa di petualangan berikutnya, Sobat Superhero!

Mgr. Pius Riana Prapdi:

"Tulisan ini sangat baik dan komprehensif karena menyajikan begitu lengkap pandangan dari para tokoh terkemuka sebagai referensi untuk meyakinkan pembaca bahwa keberagaman adalah keniscayaan. Tanpa keberagaman hidup menjadi tidak hidup bahkan mati karena kebekuan. Yang menjadi penting adalah menjadikan keberagaman sebagai kesadaran spontan dalam gaya hidup setiap orang. Keseragaman masih kuat bercokol dalam diri banyak orang bahkan pemimpin kita. Yang tidak sama dengan penguasa akan dilibas dengan cepat kendati dalam ranah demi kepentingan orang banyak. Semoga semakin nyata bahwa keberagaman merupakan cara hidup dan cara kerja kita bersama. Keberagaman barangkali ungkapan lain dari sinodalitas yang dicanangkan oleh Paus Fransiskus. Semoga diversity in unity menjadi semakin nyata dan mewujud dalam kehidupan bersama".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun