Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju Pendidikan Inklusif: Kasih dan Kesetaraan ala Yesus dalam Rangka Hari Guru Nasional 2023 dan Merdeka Belajar

24 November 2023   23:00 Diperbarui: 25 November 2023   00:09 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tindakan nyata Yesus yang mencerminkan inklusivitas-Nya adalah ketika Dia memilih makan bersama para pemungut cukai dan orang berdosa (Matius 9:10-13). Tindakan ini tidak hanya melambangkan kedekatan Yesus dengan mereka yang dianggap masyarakat pada saat itu sebagai berdosa, tetapi juga menunjukkan nilai inklusivitas dan belas kasihan yang diwariskannya.

Dalam konteks pendidikan modern, tokoh seperti Paulo Freire, seorang pendidik dan filsuf, mendukung konsep kesetaraan dan inklusivitas dalam pendidikan. Freire menekankan pada pendekatan pendidikan yang menganggap setiap siswa sebagai subjek yang memiliki potensi dan hak untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Pemikiran ini kongruen dengan ajaran Yesus yang mendukung kesetaraan hak dan kesempatan bagi semua individu.

Mengintegrasikan nilai-nilai kesetaraan dan inklusivitas dalam kurikulum pendidikan modern bukan hanya memberikan perspektif yang lebih luas dalam pengajaran, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam perjalanan pembelajaran mereka. Kesetaraan dan inklusivitas, sebagaimana diajarkan oleh Yesus, membentuk dasar untuk menciptakan masyarakat belajar yang beragam dan inklusif.

6. Spiritual Integration: Pendidikan Yesus menekankan pentingnya pengembangan spiritualitas, memberikan foundation untuk integration nilai-nilai spiritual dalam kurikulum modern.

Spiritual Integration dalam pendidikan, seperti yang diajarkan oleh Yesus, memberikan landasan yang kokoh untuk pengembangan nilai-nilai spiritual dalam kurikulum modern. Kitab Suci Perjanjian Baru mencatat ajaran Yesus yang secara konsisten menyoroti pentingnya dimensi spiritual dalam kehidupan manusia. Dalam Matius 6:33, Yesus mengajak untuk mencari Kerajaan Allah sebagai prioritas utama, memberikan penekanan pada pengembangan dimensi spiritual sebagai pusat dari kehidupan.

Salah satu momen penting dalam pengajaran spiritual Yesus adalah ketika Dia memberikan ajaran tentang Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13). Doa ini bukan hanya sebagai panduan berdoa, tetapi juga mencakup nilai-nilai spiritual seperti pengakuan atas kebesaran Allah, pencarian kehendak-Nya, dan permohonan ampun dan perlindungan.

Dalam konteks ini, tokoh pendidikan seperti Parker Palmer, seorang pemikir pendidikan dan penulis, menekankan pentingnya integrasi spiritual dalam pengalaman pendidikan. Palmer mengatakan, "Pendidikan adalah pencarian kebenaran, cinta, dan keadilan; pertumbuhan menuju kemampuan berpikir dan bertindak secara etis; dan keterbukaan terhadap keajaiban dan rahasia kehidupan." Pemikiran ini mencerminkan esensi ajaran Yesus tentang pentingnya pengembangan spiritualitas sebagai fondasi bagi pertumbuhan holistik individu.

Melalui integrasi nilai-nilai spiritual dalam kurikulum modern, pendidikan tidak hanya mengajarkan pengetahuan faktual tetapi juga membimbing siswa dalam pengembangan karakter dan pemahaman yang lebih dalam mengenai makna hidup. Pengajaran yang menggabungkan dimensi spiritual seperti kasih, kerendahan hati, dan pelayanan, sebagaimana diajarkan oleh Yesus, dapat membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki landasan spiritual yang kuat untuk menghadapi tantangan kehidupan.

7. Creative Thinking Stimulation: Kreativitas dan inovasi didukung melalui pengajaran Yesus yang penuh dengan perumpamaan, mendorong murid-murid untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi inovatif.

Creative Thinking Stimulation dalam pendidikan dapat diilhami oleh pendekatan Yesus yang penuh dengan perumpamaan. Kitab Suci Perjanjian Baru mencatat bahwa Yesus sering menggunakan perumpamaan atau parables untuk menyampaikan ajaran-Nya. Sebagai contoh, dalam Matius 13:3-9, Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Surga melalui perumpamaan tentang seorang penabur benih. Pendekatan ini tidak hanya memberikan ilustrasi konsep-konsep abstrak, tetapi juga mendorong murid-murid-Nya untuk berpikir kreatif dan menggali makna-makna yang mendalam.

Dalam Injil Lukas, kita menemukan perumpamaan tentang pekerja yang diberi upah yang sama, terlepas dari waktu kerja yang berbeda (Lukas 20:9-16). Perumpamaan ini menantang pola pikir konvensional tentang upah dan memberikan landasan untuk pengembangan berpikir kreatif dan inovatif.

Dalam konteks pendidikan modern, tokoh seperti Sir Ken Robinson, seorang ahli pendidikan dan kreativitas, menekankan urgensi mendukung kreativitas di dalam kelas. Robinson mengatakan, "Kreativitas adalah sekarang di mana kecerdasan dulu - itu adalah mata uang masa depan." Pemikiran ini sejalan dengan metode pengajaran Yesus yang mendorong murid-murid-Nya untuk berpikir di luar batas konvensional, mengembangkan imajinasi, dan menemukan solusi inovatif untuk permasalahan.

Dengan menggabungkan pendekatan Yesus yang penuh dengan perumpamaan dan dorongan untuk berpikir kreatif, kurikulum modern dapat merangsang potensi kreatif setiap siswa. Mengajarkan siswa untuk berpikir kreatif tidak hanya mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan yang kompleks di dunia nyata, tetapi juga memberdayakan mereka untuk menjadi inovator dan kontributor positif dalam masyarakat.

8. Social Responsibility: Yesus mengajarkan tanggung jawab sosial, inspiring inklusi dalam kurikulum dengan menekankan pentingnya caring terhadap kebutuhan orang lain dan lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun