Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Faktor Grit: Menumbuhkan Gairah dan Ketekunan dalam Keluarga dan Sekolah

9 Juni 2023   23:59 Diperbarui: 10 Juni 2023   00:02 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://aleteia.org/2018/06/05/this-simple-prayer-of-st-teresa-of-avila-can-calm-your-nerves-when-youre-afraid-or-anxious/)

Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung sangatlah penting bagi guru untuk memelihara ketabahan pada siswa mereka. Guru dapat membangun budaya rasa hormat, kolaborasi, dan umpan balik yang konstruktif, di mana siswa merasa aman untuk mengambil risiko dan belajar dari kesalahan mereka. Dengan memberikan umpan balik konstruktif yang berfokus pada upaya dan pertumbuhan, bukan hanya pada hasil, guru dapat membantu siswa mengembangkan mindset berkembang dan merangkul tantangan sebagai peluang untuk perbaikan. Selain itu, guru dapat mengenali dan merayakan kemajuan dan prestasi siswa, memperkuat keyakinan mereka pada kemampuan mereka sendiri dan mendorong mereka untuk bertahan bahkan saat menghadapi kesulitan. Lingkungan yang mendukung ini memberdayakan siswa untuk mengambil risiko, belajar dari kegagalan, dan mengembangkan ketahanan dan tekad yang dibutuhkan untuk ketabahan.

Dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menarik, menggabungkan aktivitas yang berfokus pada grit, dan menumbuhkan budaya kelas yang mendukung, guru dapat secara signifikan memengaruhi perkembangan grit pada siswa mereka. Strategi-strategi ini tidak hanya mendorong kesuksesan akademis tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan hidup yang penting yang dibutuhkan untuk berkembang dalam usaha pribadi dan profesional mereka.

Memelihara Passion

Passion atau gairah adalah kekuatan pendorong di balik ketekunan. Orang tua dan guru dapat membantu anak mengeksplorasi berbagai minat dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk melakukan aktivitas yang benar-benar mereka sukai. Dengan memaparkan anak-anak pada beragam pengalaman dan mendorong mereka untuk mengikuti minat mereka, orang dewasa dapat mendorong motivasi intrinsik dan memungkinkan anak-anak mengembangkan ketabahan secara organik.

Bayangkan sebuah dongeng fabel berikut ini:


Seekor tupai kecil yang gigih bernama Sammy, yang tinggal di hutan lebat. Sammy selalu terpesona oleh biji pohon oak (sejenis kacang makanan tupai) dan menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk mengumpulkannya. Kecintaannya pada biji pohon oak tidak tertandingi, dan dia bermimpi suatu hari menemukan pohon biji pohon oak yang paling indah dan berlimpah di seluruh hutan.

Orang tua dan guru Sammy menyadari kecintaannya yang tak tergoyahkan pada biji pohon oak dan memutuskan untuk memelihara hasratnya. Mereka mengenalkannya pada berbagai buku tentang pohon, mengajarinya cara mengidentifikasi berbagai jenis pohon oak, dan bahkan membawanya dalam kunjungan lapangan untuk mengamati habitat tupai dan pentingnya pohon dalam ekosistem.

Seiring bertambahnya usia Sammy, kecintaannya pada biji pohon oak berubah menjadi apresiasi yang mendalam terhadap alam dan keinginan untuk melindungi hutan. Dia mengabdikan waktunya untuk mempelajari kehutanan dan ekologi, bekerja dengan rajin untuk memahami keterkaitan yang kompleks antara tumbuhan, hewan, dan lingkungan.

Tahun-tahun berlalu, dan pengetahuan serta dedikasi Sammy membawanya menjadi pencinta lingkungan yang terhormat. Dia memulai misi untuk melestarikan hutan, menyebarkan kesadaran tentang peran penting hutan dalam mempertahankan kehidupan di Bumi. Dengan semangatnya sebagai cahaya penuntunnya, Sammy menghadapi tantangan yang tak terhitung jumlahnya di sepanjang jalan, tetapi dia tidak pernah goyah dalam tekadnya.


Kisah Sammy menjadi pengingat akan pentingnya memupuk semangat dalam diri demi kesuksesan hidup. Sama seperti orang tua dan guru Sammy menyadari kecintaannya pada biji pohon oak dan mendukung penjelajahannya, orang tua dan guru dapat memainkan peran penting dalam membantu anak-anak menemukan minat mereka sendiri. Dengan memaparkan anak-anak pada beragam pengalaman dan memberi mereka sumber daya dan peluang untuk mengejar minat mereka, orang dewasa dapat menyalakan api motivasi intrinsik di dalam diri mereka. Nyala api ini, yang didorong oleh semangat, menjadi kekuatan pendorong di belakang ketekunan dan ketabahan, memberdayakan individu untuk mengatasi rintangan, menerima tantangan, dan akhirnya menemukan kepuasan dan kesuksesan di jalan yang mereka pilih.

Melalui perjalanan Sammy, kita belajar bahwa ketika gairah dipupuk dan dianut, itu menjadi katalisator untuk mengembangkan ketabahan dan tekad yang tak tergoyahkan. Sama seperti Sammy yang tanpa lelah mencari pohon acorn yang paling megah, individu yang mengikuti hasratnya dapat menemukan tujuan mereka, berkontribusi secara berarti bagi masyarakat, dan mencapai prestasi yang luar biasa.

Membangun Resilience

Resilience atau ketahanan adalah komponen fundamental grit. Orang tua dan guru dapat membimbing anak-anak dalam membingkai ulang kemunduran sebagai kesempatan belajar dan mengajari mereka strategi mengatasi untuk bangkit kembali dari kegagalan. Dengan menekankan pentingnya usaha dan kegigihan, anak-anak mengembangkan mindset berkembang dan memahami bahwa kesuksesan sering membutuhkan mengatasi rintangan.

Mari jelajahi dongeng berikut ini:

Seekor kura-kura muda bernama Theo, yang tinggal di dekat sungai yang ramai. Suatu hari, Theo melihat sekelompok ikan energik berenang melawan arus. Terpesona oleh tekad mereka, dia bertanya kepada mereka mengapa mereka berenang dengan sangat bersemangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun