2. Lokakarya DT: Kepala sekolah dapat memfasilitasi lokakarya DT dengan guru dan staf untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan desain mereka.
3. Pemecahan masalah kolaboratif: Kepala sekolah dapat mendorong guru dan staf untuk bekerja secara kolaboratif untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah sekolah dengan menggunakan pendekatan DT.
4. Membuat prototipe dan menguji: Kepala sekolah dapat memimpin sekolah dalam membuat prototipe dan menguji pendekatan baru dalam pengajaran dan pembelajaran, seperti metode pedagogis baru atau solusi teknologi.
5. Peningkatan berkelanjutan: Kepala sekolah dapat menggunakan prinsip DT untuk terus meningkatkan proses dan sistem sekolah, seperti pengembangan kurikulum atau pengembangan profesional staf.
6. Keterlibatan masyarakat: Kepala sekolah dapat terlibat dengan masyarakat luas untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang kolaborasi. Ini dapat mencakup kemitraan dengan bisnis atau organisasi lokal untuk mengembangkan proyek atau inisiatif dunia nyata.
7. Tantangan desain: Kepala sekolah dapat mengatur tantangan desain bagi siswa untuk memecahkan masalah dunia nyata menggunakan pendekatan DT. Hal ini dapat membantu untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam diri siswa.
8. Pameran prototipe: Kepala sekolah dapat menyelenggarakan pameran atau pameran untuk merayakan karya siswa dan guru yang telah menggunakan prinsip DT dalam proyek atau inisiatif mereka.
9. Pelatihan guru dan staf: Kepala sekolah dapat memberikan pelatihan dan peluang pengembangan profesional bagi guru dan staf untuk mengembangkan keterampilan DT mereka dan memasukkan prinsip-prinsip ini ke dalam pekerjaan mereka.
10. Kolaborasi lintas fungsi: Kepala sekolah dapat mendorong kolaborasi lintas fungsi antara berbagai departemen dan pemangku kepentingan dalam komunitas sekolah untuk menumbuhkan budaya inovasi dan pemecahan masalah.
"Design Thinking encourages experimentation and iteration, allowing educators to test and refine their ideas before implementing them in the classroom." - Alyssa Gallagher and Kami Thordarson, authors of "Design Thinking for School Leaders"
6. Apakah pentingnya pemilikan mindset ini oleh para guru?
Memiliki pola pikir DT di kalangan guru dapat membawa beberapa manfaat, antara lain:
Menumbuhkan kreativitas (Fostering creativity): DT mendorong kreativitas, yang dapat membantu guru mengembangkan strategi dan teknik pengajaran baru dan inovatif yang dapat meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa mereka.