Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tempe sebagai Warisan Kuliner Indonesia untuk Dunia

25 Februari 2022   16:20 Diperbarui: 25 Februari 2022   16:31 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempe adalah warisan kuliner Indonesia yang bisa go global | Foto: pixabay.com

3. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro yang cukup banyak. Beberapa mineral yang dimiliki tempe antara lain; besi, tembaga, fosfor, insoitol, kalsium, dan magnesium.

4. Antioksidan
Kandungan tempe selanjutnya yaitu antioksidan dalam bentuk isoflavon yang terdiri dari daidzein, glisitein, dan genistein.

Sementara itu menurut Data Komposisi Pangan Indonesia, komposisi nilai gizi dalam 100 gram tempe yaitu; air, energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, tembaga, seng, beta karoten, thiamin, riboflavin, dan niasin.

Melihat begitu lengkap dan bermanfaatnya kandungan gizi dalam tempe sudah seharusnya kita sebagai orang Indonesia tidak hanya bangga tapi memanfaatkan warisan kuliner dan kearifan lokal tersebut yang dapat menjadi kekuatan dan potensial menguntungkan sebagai sebuah bangsa.

Kita bangga mempunyai warisan tempe tapi kebijakan pada petani dan perajin diabaikan. Kita bangga punya tempe tapi tidak ada langkah strategis yang komprehensif dan berkesinambungan agar dunia mengonsumsi tempe dan kita menjadi produsen tempe terbesar untuk pasar dunia.

Faktanya protein hewani dari daging sapi atau daging babi mempunyai risiko karbon yang sangat besar. Setiap peternakan sapi membutuhkan lahan yang luas, lahan untuk menanam pakan yang juga luas, memproduksi karbon dan limbah kotoran yang tinggi sehingga kurang ramah terhadap lingkungan. 

Sedangkan protein nabati seperti tempe dan tahu, lahan untuk kedelai relatif tidak menghasilkan gas buang dan malah memproduksi oksigen. Ditambah dalam jangka panjang tingkat kesehatan penduduk pun dapat lebih terjaga dibanding pengkonsumsi daging yang cenderung menimbulkan penyakit obesitas, kolesterol, yang akan membebani sebuah negara jika warganya banyak yang menderita penyakit.

Trend hidup sehat dan makan sehat akan terjadi dan tempe-tahu salah satu yang sangat potensial untuk dijadikan sumber protein masyarakat dunia. 

Jika kita sebagai pemilik warisan kuliner tersebut tidak memanfaatkannya dengan baik bukan tidak mungkin tempe akan diproduksi oleh perusahaan-perusahaan makanan mancanegara yang punya jalur distribusi global. Yang ada kita hanya akan menjadi bangsa yang gigit jari warisannya diambil oleh pihak lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun