Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tempe sebagai Warisan Kuliner Indonesia untuk Dunia

25 Februari 2022   16:20 Diperbarui: 25 Februari 2022   16:31 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ler/antaranews

Pemerintahan selanjutnya entah sadar atau tidak seakan membiarkan masalah ini sehingga petani kedelai di tanah air kalah bersaing. Mereka memilih berganti tanaman. Apa lagi ditambah dengan fakta bahwa menanam jagung lebih menguntungkan daripada menanam kedelai. Dengan modal dan waktu tanam yang sama hasil panen dan harga jual jagung lebih besar. Tak heran produksi kedelai nasional pun anjlok. Indonesia makin ketergantungan dengan kedelai impor. 

Lalu siapa yang diuntungkan dengan kebijakan seperti ini? Tentu saja importir. Tanpa harus menanam kedelai dan beberapa produk pertanian impor, asal mendapat izin impor, bisa mendatangkan barang dari berbagai negara. Tak heran beberapa kebutuhan negeri ini dibanjiri barang impor alih-alih memproteksi petani dalam negeri.

Apalagi kalangan ini alias pemilik perusahaannya banyak juga yang berasal dari kerabat dekat maupun kolega para penguasa. Di satu sisi masyarakat membutuhkan suatu barang, cara paling mudah mengimpor dibanding memberdayakan petani lokal untuk mengembangkan diri dan berinovasi dengan lahannya. 

Fenomena ini yang membuat banyak yang kapok menjadi petani karena harga yang tidak ajeg dan adanya permainan tengkulak dan importir nakal yang tidak ingin pertanian beberapa komoditi tertentu swasembada. 

Ilustrasi ler/antaranews
Ilustrasi ler/antaranews

Perajin tempe dan tahu mencari kedelai di pasar dan yang tersedia adalah kedelai impor ya digunakanlah yang ada. Selain faktor secara kualitas, bentuk kedelai impor memang lebih besar dan tidak mudah pecah menjadi alasan perajin memakai kedelai impor. 

Ketika sudah ketergantungan maka konsekuensinya adalah harga tergantung negara pengekspor. Saat produksi banyak diserap untuk pakan ternak di tempat asal maka harga ekspor pun terkerek naik. Apalagi harga barang impor menggunakan dolar makin apeslah Indonesia sebagai negara pemakan tempe. 

Perajinnya bingung di saat seperti ini harus menaikan harga jual. Rakyatnya bingung mau makan tempe saja susah, menggoreng tempenya pun susah karena minyak goreng pun langka. 

Padahal semua kajian ilmiah menyatakan tempe adalah makanan sehat, bergizi, dan makanan masa depan bagi umat manusia. Tempe memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan dan berguba bagi manusia, seperti:

1. Asam lemak
Tempe yang dibuat dengan cara fermentasi menghasilkan asam lemak tak jenuh majemuk. Asam lemak ini bisa menurunkan kolesterol serum dan menetralkan dampak negatif dari sterol di dalam tubuh.

2. Vitamin
Setidaknya diketahui ada dua kelompok vitamin dalam tubuh. Pertama, vitamin larut air berupa vitamin B kompleks. Kedua, kelompok vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K. Selain kedua kelompok tersebut, jenis vitamin lainnya yang ada di dalam tempe yaitu vitamin B1, B2, B6, B12, asam pantotenat, dan asam nikotinat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun