Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Karyawan Betah Bekerja di Kantor, Loyalitas atau Profesionalitas?

20 November 2021   13:05 Diperbarui: 25 November 2021   04:15 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilihat dari artinya maka dua kata itu adalah dua hal yang berbeda. Tapi mengapa sering kali dianggap harus jadi satu ketika peran kita sebagai karyawan. Seorang karyawan harus loyal dan profesional. Betul, seorang karyawan hendaknya memiliki loyalitas dan profesionalitas kerja.

Maka Markus harus mengerjakan keluhan dari bagian lain yang berkaitan dengan jobdesknya kapan pun maka Markus dianggap loyal dan profesional pada perusahaan.

Di sinilah permasalahan terjadi ketika loyalitas dan profesionalitas diterjemahkan tanpa dimensi. Kesannya jadi cuma satu  padahal spektrumnya ada banyak lapis dan ada juga yang beririsan.

Loyalitas sejatinya adalah pada etika profesi dan bukan pada bos (atasan) dan juga bukan pada organisasi (perusahaan). Loyalitas letaknya di hati, sisi emosi manusia, tak kasat mata tapi bisa dirasa. 

Sedangkan profesionalitas adalah tindakan, cara, dan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan  nilai, standard, dan parameter yang ditentukan.

Jadi loyalitas tidak ada standard baku sedangkan profesionalitas punya standard baku. Celakanya para pemilik perusahaan, bos, atau manajer sendiri tidak sadar atau bahkan tidak mengetahui bahwa ada perbedaan antara loyalitas dan profesionalitas sehingga cara menilai dan konsekuensinya pada karyawan pun seharusnya berbeda.

Akhirnya terjadi tumpang tindih jobdesk di mana posisi karyawan sering terjepit antara loyal atau profesional. Berani menentukan sikap adalah salah satu cara. Karyawan harus berani menyatakan apa yang dirasa dan menyampaikan pada manajemen.

Bernegosiasilah dengan kantor masalah yang dihadapi dan minta penjelasan dan batasan dari jobdesk yang terjadi.

Buat kesepakatan baru terkait kompensasi jika jobdesk makin berat, bertambah, atau kewenangan yang lebih, termasuk dalam kasus Markus adalah sebagai staf IT yang bisa menyuruhnya adalah atasannya. 

Jika membutuhkannya di luar jam kantor maka harus ada permintaan khusus antar bagian dengan kompensasi tersendiri atau kantor menyiapkan tenaga lain di lapangan saat syuting.

Relasi kantor dengan karyawan memang selalu dinamis maka sebab itu ada bagian personalia, human resource, human development, atau apa pun sebutannya. Relasi manusia dengan manusia tidak mudah apalagi berkaitan dengan bekerja bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun