Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Masyarakat Tak Labil Ikut Menjaga Makroprudensial Stabil

28 Mei 2020   09:25 Diperbarui: 28 Mei 2020   09:25 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Sekretaris Kabinet, Erzap, Nikei Asia Review

Masyarakat sebagai konsumen harus cerdas dan bijaksana sedang perbankan harus terus mengedukasi dan memberi keyakinan bahwa semua aman dan terkendali. Menjadi konsumen yang cerdas dan bijaksana harus menjadi pilihan utama sebab kecerobohan sedikit saja tapi dilakukan oleh jumlah yang masif akan membawa dampak negatif bagi semua. Pencairan tabungan atau deposito secara besar-besaran membuat kepanikan. Panik saat memegang uang pelariannya bisa dengan berbelanja tanpa perhitungan. Konsumsi yang tinggi bisa mengerek harga barang naik dan menyebabkan inflasi. Hal ini menjadi rentetan kejadian yang kontra produktif jika keputusan dilakukan dengan tidak hati-hati dan tidak bijaksana.

Oleh karena itu sebisa mungkin masyarakat melek akan literasi keuangan minimal untuk hal fundamental seperti inflasi dan nilai tukar rupiah yang akan berpengaruh kepada semua pihak dan lapisan. Jangan melakukan panic buying sebab berbelanja dalam keadaan panik membuat hilang akal sehingga membeli barang dengan jumlah yang besar hanya untuk jaga-jaga dan bukan berdasarkan kebutuhan. Yang ada penimbunan barang bisa terjadi dan ini akan mengganggu distribusi dan harga. Selain itu perlu kesadaran tinggi dan jiwa nasionalisme yang besar untuk selalu bijak menggunakan rupiah dibanding dolar atau mata uang asing lainnya di sebagian besar transaksi kita. 

Bank Indonesia mempunyai tugas yang berat di sektor ini. Terlebih nilai tukar rupiah yang sangat dipengaruhi oleh beragam faktor. Isu politik, keamanan, sosial, baik lokal maupun global dapat memberikan sentimen secara cepat. Untuk itu diperlukan tindakan dan antisipasi yang cepat pula di setiap kondisi. 

Peran serta semua pihak menjadi penting dan berpengaruh satu sama lain agar stabilitas makroprudensial selalu terjaga baik. Sebab pada akhirnya semua bermuara pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat seperti yang diamanatkan Undang-Undang. Masyarakat yang makmur sejahtera adalah dambaan sebuah negara sebagaimana dicita-citakan para founding fathers bangsa kita dulu.

Makmur dan sejahtera membuka kesempatan untuk rakyat mendapat akses pendidikan, kesehatan, dan layanan lainnya dengan lebih mudah. Jika akses pendidikan dan kesehatan merata dan mudah dijangkau oleh semua kalangan, masa depan bangsa lebih terjamin di tangan generasi penerus yang terdidik dan sehat. Indonesia menjadi negara maju dan terlibat dalam kepemimpinan dunia tidak lagi hanya sebagai impian belaka. 

Saat ini tidak ada negara yang tidak berhubungan atau tidak terpengaruh dari kebijakan negara lain. Suka tidak suka faktanya negara maju, negara adi kuasa, memberi pengaruh besar pada arah perekonomian dunia. Lagi-lagi kestabilan makroprudensial suatu negara akan berpengaruh menjaga stabilitas keuangan dalam negeri selain sebagai alat negosiasi akan perannya di dunia internasional. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun