"Ada masalah?" Dia membuka kembali percakapan.
"Tidak, semuanya baik-baik saja. Tentang handphone. Dayanya habis jadi kali ini memang sengaja aku tinggal bukan lupa. Lalu, sepatu? Tadi di jalan ada pencuri, kebetulan dia lewat ke arahku. Kamu tahu kan aku sangat jago melempar? Jadi sepatu itu digunakan untuk menangkapnya."
"Berhasil?" Katanya dengan ekspresi yang sulit ditebak.
"Tentu.. Tepat mengenai target. Tapi sepertinya kurang keras, jadi sepatunya ikut dicuri." Jelasku.
"Cepat habiskan sarapannya." Dia tersenyum
"Tidak percaya? Apa terdengar seperti mengada-ngada?"
"Kamu lebih baik dalam membaca ekspresi daripada mengartikan kata-katanya bukan?"
Jawaban yang sangat ambigu, tapi wajahnya terlihat sudah jauh lebih bersahabat dari sebelumnya.
"Kenapa telpon? Bukannya karyawan juga berhak menikmati akhir pekan?" Tanyaku.
Dia tidak menjawab, tetapi memberikan sebuah amplop.
"Apa?"