[Baca juga:  Kêa dan Lubang Tambang Raksasa di Pantai Kolbano, Timor]Â
Sayangnya, sampai saat ini pemerintah belum punya solusi dan masih menganggap abrasi hanyalah bencana atau fenomena alam semata.
Masih tanda tanya juga, apa yang direncanakan pemerintah bagi pantai eksotis ini? Pada tahun 2012 lalu, dengan dana APBN senilai 106 Miliar, pemerintah telah membangun sebuah dermaga yang sudah mubazir karena tidak jelas apa peruntukannya. Nelayan saja tidak bisa menambatkan perahunya karena memang jenis dermaga dan karakter gelombangnya tidak memungkinkan untuk itu.
"Oh Kolbano-ku... Dari pantai sampai puncak gunung sudah hancur lebur... Apa yang bisa beta banggakan sekarang? " Rasa sedih bercampur kesal saya ungkapkan lewat sebuah unggahan media sosial.
Kini nasi sudah menjadi bubur. Semua lepas tangan. Pun, tak ada lagi suara bising media massa.
Mungkinkah sampai dengan saat ini tulisan saya masih dianggap sekadar ungkapan iri hati politik? Terserah...
Saya menyadari, saya bukan sosok yang wajib untuk didengarkan suaranya. Saya hanyalah seorang netizen yang tak tega melihat alam kami yang bukan saja indah tiada tara, tapi juga menjadi saksi sejarah perjuangan nenek moyang itu dirusak tanpa nurani.*
---------
Sumber foto: medcom.id, Â fakta-tts.com, google street view dan dokumentasi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H