Mohon tunggu...
Pither Yurhans Lakapu
Pither Yurhans Lakapu Mohon Tunggu... Penulis - Pemitra (pejuang mielitis transversa)

Penulis buku "TEGAR!; Catatan Perjuangan Melawan Mielitis Transversa". Twitter: @pitherpung, blog: https://pitherpung.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hancurnya Keindahan Alam Kebanggaan Kolbano oleh Dana Desa

29 April 2021   10:57 Diperbarui: 29 April 2021   16:28 3049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tinggal kenangan. Pantai Fatu Un hingga puncak bukit Fatu Han-Kolbano pernah seindah ini | Dokumentasi medcom.id

Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi
Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi

Kamera media pun tak lagi menyorot proyek ini. 

Sekarang sudah tahun 2021, apakah hasilnya sudah terlihat? Ya... Sudah terlihat. Beberapa foto terlampir bisa menceritakan dengan baik bagaimana hasil pembangunannya. Saya sengaja mengkompilasikan antara kondisi asli, gambar desain dan foto realisasi agar anda memahami alur masalahnya dengan jelas.

Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi
Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi
Silakan bandingkan dengan apa yang saya khawatirkan dulu. Bandingkan juga berapa banyak bangunan yang dapat dan telah dibangun sesuai desain. 

Layakkah pekerjaan itu dihargai ± Rp. 1.500.000.000?

Jauh panggang dari api. Kondisi lapangan tak seindah animasi komputer. Pemberdayaan masyarakat hanya di atas kertas, excavator-lah yang beraksi mengoyak punggung bukit itu. Warga sekadar menjadi penonton di saat dana "eMeM-an"  dikucurkan hanya untuk menghancurkan alam kami yang dibiarkan begitu saja pun tetap mempesona.

Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi
Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi
Dana 1,5 Miliar itu menghancurkan tempat yang telah melambungkan nama Kolbano sejak satu abad yang lalu itu. Di titik inilah pemimpin perjuangan rakyat Kolbano, Boi Boimau alias Boi Kapitan bersama para meo (laskar) membuat "benteng" dan bersiaga untuk menghadang serangan balik pasukan Belanda. Serangan balik itu dilakukan sebagai respon atas terbunuhnya 16 prajurit mereka dalam Perang Kolbano, 26 Oktober 1907.

Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi
Lereng bukit realisasi | Dokumentasi pribadi
Uang negara itu terbuang sia-sia tatkala di sudut lain desa ini warga dusun Kbaf masih mengandalkan sebuah jalan kurang terurus dan berisiko peninggalan romusha Jepang. Warga dusun kerap harus berinisiatif untuk bergotong-royong menutup lubang-lubang yang terbentuk akibat limpasan air hujan, karena masih berpengerasan sirtu sejak dekade silam.

Kaki bukit asli | Dokumentasi google street view 
Kaki bukit asli | Dokumentasi google street view 

Di sisi lain...

Saat ini pesisir Kolbano pun sedang digerogoti oleh penambangan batu warna atas izin pemerintah kabupaten dan provinsi yang efeknya memprihatinkan. Bukan hanya terhadap keindahan tapi juga keamanan pemukiman dan infrastruktur. Abrasi hingga tahun ini sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun