Kini FAN semakin berkembang, beranggotakan hampir 1.000 orang dari berbagai latar belakang baik itu akademisi, politisi, pengusaha hingga pelajar yang punya keterbebanan akan kemajuan NTT. Jumlah pemburu beasiswa yang bergabung dalam grup Facebook lebih banyak lagi, sampai tulisan ini dibuat anggotanya sudah sebanyak 2.661 orang.
Karena itu ketika Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK membuka peluang masyarakat ikut mengusulkan figur potensial untuk masuk dalam kabinetnya, saya mendukung penuh Dr. Jonatan Lassa masuk mengisi pos Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. FAN adalah bukti nyata kontribusi Dr. Lassa bagi pembangunan khususnya NTT. Di saat figur lain masih mencari formula tepat untuk mendorong pembangunan daerah tertinggal (termasuk NTT), Dr. Lassa telah menerapkan sebuah strategi yang tidak umum dengan sasaran utama pembangunan SDM.
Dr. Jonatan Lassa membuktikan bahwa keterbatasan sarana tidak harus menjadi peghambat terbesar, kekayaan SDA bukanlah penentu kemajuan. Eksistensi FAN selama satu dekade belakangan sejalan dengan program besar Jokowi-JK yang menempatkan manusia sebagai kekayaan utama negara kita. Kiprah FAN mendukung ide besar "revolusi mental" membangun SDM negara kita agar kompatibel dengan kemajuan jaman. Saatnya bersama merubah paradigma dari pasif menjadi aktif, dari penonton menjadi pelaku, dari pesimis menjadi optimis, dan dari mengeluh menjadi fokus mencari solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H