Mohon tunggu...
Pither Yurhans Lakapu
Pither Yurhans Lakapu Mohon Tunggu... Penulis - Pemitra (pejuang mielitis transversa)

Penulis buku "TEGAR!; Catatan Perjuangan Melawan Mielitis Transversa". Twitter: @pitherpung, blog: https://pitherpung.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Revolusi Mental" a la Forum Academia NTT, Sebuah Kontribusi Nyata Dr. Jonatan Lassa

6 Agustus 2014   12:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:18 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian penerima beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) tahun 2012 ketika sedang kursus pemantapan Bahasa Inggris di Bali (Dok. Odi Selan).

Kini FAN semakin berkembang, beranggotakan hampir 1.000 orang dari berbagai latar belakang baik itu akademisi, politisi, pengusaha hingga pelajar yang punya keterbebanan akan kemajuan NTT. Jumlah pemburu beasiswa yang bergabung dalam grup Facebook lebih banyak lagi, sampai tulisan ini dibuat anggotanya sudah sebanyak 2.661 orang.

Karena itu ketika Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK membuka peluang masyarakat ikut mengusulkan figur potensial untuk masuk dalam kabinetnya, saya mendukung penuh Dr. Jonatan Lassa masuk mengisi pos Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. FAN adalah bukti nyata kontribusi Dr. Lassa bagi pembangunan khususnya NTT. Di saat figur lain masih mencari formula tepat untuk mendorong pembangunan daerah tertinggal (termasuk NTT), Dr. Lassa telah menerapkan sebuah strategi yang tidak umum dengan sasaran utama pembangunan SDM.

Dr. Jonatan Lassa membuktikan bahwa keterbatasan sarana tidak harus menjadi peghambat terbesar, kekayaan SDA bukanlah penentu kemajuan. Eksistensi FAN selama satu dekade belakangan sejalan dengan program besar Jokowi-JK yang menempatkan manusia sebagai kekayaan utama negara kita. Kiprah FAN mendukung ide besar "revolusi mental" membangun SDM negara kita agar kompatibel dengan kemajuan jaman. Saatnya bersama merubah paradigma dari pasif menjadi aktif, dari penonton menjadi pelaku, dari pesimis menjadi optimis, dan dari mengeluh menjadi fokus mencari solusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun