Mohon tunggu...
Pither Yurhans Lakapu
Pither Yurhans Lakapu Mohon Tunggu... Penulis - Pemitra (pejuang mielitis transversa)

Penulis buku "TEGAR!; Catatan Perjuangan Melawan Mielitis Transversa". Twitter: @pitherpung, blog: https://pitherpung.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Menelan Menjadi Sebuah Momok [Pengalaman Menderita Mielitis Transversa]

4 Desember 2014   23:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:02 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417694232211651754

Ini bukan sekedar ketakutan semata tapi benar-benar terjadi, sering saya tersedak akibat salah menelan. Jalan napasku seolah tersumbat, rasanya hidup akan segera berakhir gara-gara salah menelan. Belum lagi tenggorokan terasa geli ketika dilewati makanan yang agak keras. Rasa mual dan tak jarang sampai muntah sudah pasti terjadi. Nafsu makanpun ikutan drop, makan cukup seadanya saja dari pada tersiksa gara-gara sulit menelan.

Tidak terlalu sulit kalau menelan air atau makanan yang lembek karena dalam satu tegukan makanan itu sudah melampaui katup pernapasan. Berbeda dengan makanan agak keras yang lebih lambat untuk bergerak masuk hingga melewati kerongkongan.

Saya sering mengadukan masalah ini ke dokter, mungkin ada obat atau terapi tertentu yang bisa membantu namun jawabannya, "terus diusahakan selagi masih bisa menelan." Saya dianjurkan mengonsumsi bubur atau makanan yang lembut saja. Duh! Sebuah 'siksaan' kalau sepanjang waktu saya harus mengonsumsi bubur padahal tidak ada larangan mengonsumsi makanan tertentu. Namun tidak mengapa dari pada terus bergantung pada obat. Harus disiasati agar bisa makan makanan yang lebih keras seperti nasi, sayuran, daging atau lainnya.

Resiko dari keinginan untuk makan makanan keras adalah saya harus mengunyahnya sampai lembut. Setiap kali makan saya selalu menghabiskan setidaknya 1 jam untuk mengunyah makanan hingga lembek dan mudah ditelan. Terkadang walaupun sudah mengunyah hingga lembut, masih juga sulit menelan. Saya pun menyiasatinya dengan cara minum air. Dengan bantuan air, makanan yang telah dikunyah lembek bisa ditelan dalam satu tegukan, kekhawatiran tersedakpun diminimlisir.

Cara itu saya terapkan setiap kali makan selama lebih kurang 3 tahun sebelum akhirnya perlahan-lahan saya sudah bisa menelan dengan lancar. Tidak ada lagi kesulitan menelan atau tersedak karena masuknya makanan ke saluran pernapasan. Rasa mual-mual pun hilang dengan sendirinya, menelan sudah berlangsung tanpa sadar dan bukan lagi sebuah momok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun