Ini bukan sekedar ketakutan semata tapi benar-benar terjadi, sering saya tersedak akibat salah menelan. Jalan napasku seolah tersumbat, rasanya hidup akan segera berakhir gara-gara salah menelan. Belum lagi tenggorokan terasa geli ketika dilewati makanan yang agak keras. Rasa mual dan tak jarang sampai muntah sudah pasti terjadi. Nafsu makanpun ikutan drop, makan cukup seadanya saja dari pada tersiksa gara-gara sulit menelan.
Tidak terlalu sulit kalau menelan air atau makanan yang lembek karena dalam satu tegukan makanan itu sudah melampaui katup pernapasan. Berbeda dengan makanan agak keras yang lebih lambat untuk bergerak masuk hingga melewati kerongkongan.
Saya sering mengadukan masalah ini ke dokter, mungkin ada obat atau terapi tertentu yang bisa membantu namun jawabannya, "terus diusahakan selagi masih bisa menelan." Saya dianjurkan mengonsumsi bubur atau makanan yang lembut saja. Duh! Sebuah 'siksaan' kalau sepanjang waktu saya harus mengonsumsi bubur padahal tidak ada larangan mengonsumsi makanan tertentu. Namun tidak mengapa dari pada terus bergantung pada obat. Harus disiasati agar bisa makan makanan yang lebih keras seperti nasi, sayuran, daging atau lainnya.
Resiko dari keinginan untuk makan makanan keras adalah saya harus mengunyahnya sampai lembut. Setiap kali makan saya selalu menghabiskan setidaknya 1 jam untuk mengunyah makanan hingga lembek dan mudah ditelan. Terkadang walaupun sudah mengunyah hingga lembut, masih juga sulit menelan. Saya pun menyiasatinya dengan cara minum air. Dengan bantuan air, makanan yang telah dikunyah lembek bisa ditelan dalam satu tegukan, kekhawatiran tersedakpun diminimlisir.
Cara itu saya terapkan setiap kali makan selama lebih kurang 3 tahun sebelum akhirnya perlahan-lahan saya sudah bisa menelan dengan lancar. Tidak ada lagi kesulitan menelan atau tersedak karena masuknya makanan ke saluran pernapasan. Rasa mual-mual pun hilang dengan sendirinya, menelan sudah berlangsung tanpa sadar dan bukan lagi sebuah momok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H