Mohon tunggu...
Yayasan Genggam Papua Bersama
Yayasan Genggam Papua Bersama Mohon Tunggu... Konsultan - Pelayanan Sosial

Yayasan Genggam Papua Bersama merupakan Yayasan yang didirikan untuk membantu Pemerintah dalam pengembangan SDM pada bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Kerakyatan di Papua pada umumnya dan khususnya Kabupaten Biak Numfor dan Supiori.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilih Pemula, Penentu dalam Pemilu 2024! Apakah Masih Memilih Golput?

10 Februari 2024   23:46 Diperbarui: 14 Maret 2024   02:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk-pikuk pemilihan, suara-suara ini mewakili ragam pemikiran, keraguan, dan harapan dari pemilih.

Bagi beberapa orang, memilih adalah ekspresi dari kewajiban moral dan politik. Mereka percaya bahwa memilih adalah cara untuk membuat perubahan yang nyata.

Tapi, bagi yang lain, golput adalah cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan, ketidakpercayaan, atau bahkan ketidakpedulian terhadap proses politik.

Namun, apa yang membuat pemilih memilih golput? Apakah itu ketidakpercayaan terhadap sistem politik yang ada? Atau mungkin ketidakpuasan terhadap kandidat yang tersedia? Pertanyaan-pertanyaan ini menggema di ruang publik, mengingatkan kita akan kompleksitas partisipasi politik di era modern ini.

Kembali ke panggung politik, kita melihat bahwa Pemilu 2024 menjanjikan masa depan yang berbeda. Generasi muda, yang terhubung dengan cepatnya informasi dan terpengaruh oleh isu-isu global, memiliki peran penting dalam menentukan arah politik.

Generasi muda adalah agen perubahan, suara yang meresap ke dalam dinding kekuasaan. Namun, apakah suara mereka akan terwakili di bilik suara?

Dalam dinamika politik modern, media sosial memainkan peran penting dalam membentuk opini publik. Sebuah cuitan dapat menjadi viral, sebuah video dapat mengubah pandangan, dan sebuah kampanye dapat menjangkau jutaan orang.

Meski demikian, di balik gemerlapnya media sosial, terdapat kebisingan yang membingungkan. Antara fakta dan hoaks, antara opini dan propaganda, pemilih harus mampu menyaring informasi untuk membuat keputusan yang bijak.

Tantangan lain yang dihadapi pemilih adalah ketidakpastian politik dan ekonomi. Krisis global, perubahan iklim, dan konflik regional semuanya memunculkan ketidakpastian yang meresap ke dalam masyarakat.

Bagi beberapa pemilih, menjaga stabilitas dan keamanan menjadi prioritas utama. Namun, bagi yang lain, menuntut perubahan dan reformasi adalah panggilan moral.

Maka, di tengah arus perubahan dan ketidakpastian, pemilih harus memilih. Memilih antara harapan dan kekecewaan, antara perubahan dan kestabilan, antara aspirasi dan kenyataan. Namun, pertanyaan tetap mengemuka: apakah suara mereka akan diwakili di bilik suara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun