Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan yang Panjang ke Damaskus

15 Februari 2022   12:13 Diperbarui: 15 Februari 2022   12:23 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Santo Paulus dari Tarsus adalah tokoh yang telah sangat memengaruhi sejarah Gereja dan dunia. Kendati harus diakui belajar tentangnya ibarat menelusuri apa yang tampak seperti padang rumput--- karena dia berduri, tangguh dan kadang menjalar ke tempat-tempat yang benar-benar tidak jelas. 

Namun pemuda Turki ini adalah penerjemah berbakat. Dia mewartakan Injil yang awalnya diberitakan dalam bahasa Aram yang penuh konsonan serak, dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Yunani yang semarak di kota-kota Helenistik. 

Dia juga adalah salah satu dari tiga pemikir paling orisinal di seluruh Perjanjian Baru (dua lainnya, tentu saja, penulis Injil Keempat dan Surat kepada Ibrani)--- Paulus "berpikir di atas kakinya". Tapi, dua kehebatan tersebut tidaklah cukup, Paulus adalah kekasih yang hebat. Dia, cukup sederhana, jatuh cinta dengan Yesus; dan itulah rahasia petualangan sisa hidupnya. 

Pengalaman jatuh cinta inilah yang membuat kita golongan non Yahudi sampai saat ini merasa sulit meletakan tanda titik pada narasi Keselamatan Allah yang diteruskan oleh Paulus. Dan itu dimulai dalam perjalanan "mendekati" Damaskus!

Di Jalan Mendekati Damaskus

"... ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah .... Saulus bangkit berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa."

Memang tidak adil jika mengatakan segala sesuatu terjadi dalam kilatan cahaya yang menyilaukan di jalan menuju Damaskus. Sesuatu yang dramatis pasti terjadi. Sebuah titik awal dari proses Saulus menjadi Paulus, pertobatan? Namun untuk memahami pentingnya pengalaman Damaskus sebagai pertobatan, dalam arti kata yang tepat, perlu untuk melihat secara singkat siapa Paulus.

Paulus "disunat pada hari kedelapan, seorang Israel, dari suku Benyamin, seorang Ibrani; tentang hukum, ia seorang Farisi; tentang semangat, seorang penganiaya Gereja; tentang kebenaran di bawah hukum Taurat, tidak bercela" (Flp 3:5-6). Skandal saliblah yang memaksa Paulus bertindak melawan para pengikut Yesus. 

Tentu Yahudi sejati sepertinya tidak dapat membayangkan bahwa seorang Mesias Yahudi harus dihukum mati dengan penyaliban di salib Romawi (1 Kor 1:23; Gal 5:11). Stanley B. Marrow menulis, "Tidak ada tempat dalam ajaran Taurat yang memiliki ruang untuk Kristus yang disalibkan".[1] Itulah mengapa dia membenci "sekte" Kristen. Tapi, yang menarik adalah apa pun yang terjadi di Jalan Damaskus sudah cukup untuk membuatnya berubah pikiran. [2]

Kita mungkin menganggap remeh pertobatan Paulus jika hanya bertitik tolak dari kilatan cahaya yang membutakan dan menjatuhkannya ke tanah! Namun perjalanan panjang yang harus dia lalui tampaknya semakin penting ketika kita membaca deskripsi yang dia sendiri berikan:

"Aku adalah orang Yahudi," kata Paulus, "lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum." (Kis 22:3-5)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun