Ada kisah perjumpaan yang berlangsung singkat namun mendekam dengan lama.
Itu sungguh ada. Aku tak pernah menipu.
Ada sebuah kerinduan, yang bahkan yang dirindukan ada, rasa akan seolah-olah segera berpisah timbul tak terduga, mendekam dengan lama.
Itu sungguh ada, aku tak pernah menipu.
Ada jenis persaudaraan yang lebih kuat dari yang sedarah. Yang kau temui dalam rimba manusia. Kau menjaganya, semampumu, sekuatmu, dan kehadirannya akan mendekam dengan lama.
Itu sungguh ada, aku tak pernah menipu.
Ada pertemuan yang sesering mungkin namun tidak membuatmu jenuh. Kau menghargainya, kau tersenyum padanya, hingga hidup berjalan tanpa waktu. Itu pun mendekam dengan lama.
Itu sungguh ada, aku tak pernah menipu. Â
Sebenarnya sewaktu kukatakan padamu: "Berani ambil keputusan, jadi diri sendiri," jauh di dasar samudra penawar racun ini, ada kata "Tidak". Aku katakan padamu, "Jangan lihat ke belakang"---karena kau tak tahu apa yang akan kamu dapatkan di sana--- mungkin hanya tangisan seorang saudara tak sedara yang menginginkan kebahagiaanmu.
Kau datang tiba-tiba, pergi tiba-tiba, dan sayangnya, itu mendekam amat lama.
Itu sungguh ada, aku tak pernah menipu. Tapi bila aku menipu?