Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tabah dan Berani

14 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 14 Oktober 2020   07:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di komunitas, ada perbedaan pendapat tentang apakah akan tetap di Tibhirine atau tidak. Para biarawan dalam Kapitel membahas bagaimana mereka harus menanggapi kekerasan di sekitar mereka. Beberapa kembali ke Prancis. Meditasi mereka menjadi bagian besar dari film: mereka berpikir dan berdoa. Akhirnya, dalam rangkaian alur yang sangat menyentuh, setiap biarawan membuat keputusan, untuk tetap tinggal di Aljazair.

"Pergi berarti melarikan diri. Gembala yang Baik tidak meninggalkan kawanannya pada serigala. Sejak kapan kita menyerah pada senjata? Pergi berarti mati; misi kita di sini belum selesai. Murid itu tidak lebih tinggi dari gurunya, ini bukan waktunya bagiku untuk menyimpang."

Perjuangan seorang biarawan, Christophe, lebih parah. Dia sendirian di biliknya, berteriak pada Tuhan, "Mati di sini, di sini dan sekarang, apakah itu memiliki tujuan?"

"Memang benar tinggal di sini ... sama gilanya dengan menjadi biarawan.... Kamu memberikannya dengan mengikuti Kristus, ketika kamu memutuskan meninggalkan segalanya, hidupmu, keluargamu, negaramu," jawab Christian. "Mengapa menjadi martir? Untuk Tuhan? Menjadi pahlawan? Untuk membuktikan kita yang terbaik?" "Tidak, tidak, tidak," jawab Christian, "Misi kita di sini adalah menjadi saudara bagi semua. Ingatlah cinta adalah harapan abadi. Cinta menanggung segalanya." Christophe hancur dan memeluk Christian, "Biarlah Tuhan mengatur altar ini untuk semua orang, teman dan musuh."

Prilaku Frre Luc lebih sederhana. "Saya tidak takut ... Jesuis un homme libre"; namun ketika sendirian, dia dengan lembut mencium luka di lambung Yesus. Of Gods and Men adalah film yang sangat kuat visualnya. Sering ada alegori. Christian memegang pohon besar dan kuat. Seperti gembala dia berjalan di antara kawanannya. Dia melihat burung bermigrasi. Dia berdoa, memandang Tuhan, saat hujan turun atasnya. 

Satu adegan dengan Fayattia adalah tablo visual yang menakjubkan, menggemakan "Ratapan atas Kristus yang Mati". Dan "perjamuan terakhir", salah satu adegan paling kuat dalam film religi mana pun. 

Seperti para rasul, mereka duduk dan makan malam bersama. Tidak seperti biasanya, Luc mengeluarkan botol anggur merah yang enak. Mereka minum dalam diam saat musik Swan Lake dimainkan. Yang mengesankan, masing-masing sukar mengolah perasaan, mereka akan mati. Mereka melewati keraguan dan ujian, dan air mata kegembiraan mengalir begitu saja.

Kita harus bertanya: apakah keberanian atau ketabahan? Dua termin ini juga berarti kesederhanaan dan keadilan. Didefinisikan oleh Platon. Cicero juga mengacu pada keutamaan tersebut. Keberanian dan ketabahan pertama kali disebut sebagai kebajikan oleh St Ambrosius (330-397) 'cardo' atau engsel, karena dilihat sebagai engsel pintu kehidupan moral. 

St. Agustinus  (354-430) juga membahasnya, terutama St. Thomas Aquinas (1225-1274) dalam Summa Theologica II (I).61, mengacu pada keberanian atau ketabahan, Aquinas berkata, "Rasio menggagalkan hasrat, dan rasio ditentukan oleh akal... agar dia tidak berbalik, ada Ketabahan".

Di mata dunia, tindakan mereka adalah kegilaan. Mereka memilih tetap berada tanpa harapan keuntungan pribadi, sedang mereka memiliki rute pelarian. Namun resolusi mereka jelas. Mereka bertahan karena ingin memberi kesaksian tentang kebenaran iman, untuk tetap dalam solidaritas dengan sesama, meskipun bukan Kristen.

Keberanian, atau ketabahan, dalam konteks ini berarti kekuatan moral dalam menghadapi tentangan yang kuat. Tugas seseorang, dilihat sebagai kehendak Tuhan, tidak peduli apa konsekuensinya. Christian dan teman-temannya tidak diminta menegaskan iman kepada Kristus secara eksplisit, tetapi mereka melakukannya secara implisit. Kita mungkin lebih akrab dengan cerita orang-orang yang menunjukkan kesaksian iman ketika diminta untuk menyangkalnya: situasi para martir Romawi awal; Para martir Katolik dalam Reformasi; dan para martir Yesuit di Jepang (Film: Silence). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun