Sahabatku, saudaraku yang kusayangi! Sebenarnya yang ingin kutulis dalam surat ini sangat sederhana. St Mary of the Angels adalah gereja dengan keindahan luar biasa, tetapi juga terkait erat dengan Titanic--- yang menjadikannya penting secara internasional. Richard Pollard, yang tinggal di California, keponakan dari Amy, bercerita bahwa bibinya, 'dengan sengaja mendirikan gereja di tempat yang adalah salah satu bangsal termiskin di Inggris. Mimpinya adalah memungkinkan mereka yang kurang beruntung untuk dapat beribadah dalam lingkungan yang berisi arsitektur dan karya seni yang sama dengan yang terbaik di Eropa.' Pertanyaanku sederhana, mengapa dua pewaris tahta, Amy Pollard dan J. Bruce Ismay, yang bertindak secara berbeda? Ismay mati dalam kekayaan, namun tidak bahagia. Sebaliknya, Amy mati sebagai Clara yang miskin namun bahagia.
Sebagaimana kukatakan sebelumnya. Ismay yang selamat dari Titanic dianggap pengecut, karena sebagai pemilik White Star Line yang mengoperasikan Titanic, ia tidak seharusnya lari meninggalkan kapal. Ia akhirnya dikucilkan secara sosial karena dinilai pecundang.
Sahabatku! Demikianlah suratku ini kutulis. Surat tentang bangkai kapal Titanic yang hancur terletak di dasar laut, tetapi masih memiliki ingatan yang tetap tajam akan malam yang menentukan di selatan Newfoundland, tempat "sofa yang empuk" menabrak gunung es. Namun di atas semua itu, Titanic telah ditebus oleh warisan yang lain, yang dipersembahkan Amy dalam wujud Gereja St Mary of the Angels.
Salam Dariku
Petrus Pit Duka Karwayu, CMF
Yogyakarta 02 July 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H