Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hopkins dan Maria!

26 Juni 2020   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2020   00:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://medium.com/@stevenewman.

She is the one who surrounds us all with the 'air' of mercy: '... we are wound,

With mercy round and round

As if with air'.'.

Di zaman kita, di tengah terorisme global, konflik, penghancuran kemiskinan dan degradasi ekologis, lebih-lebih wabah pandemi, hampir tidak ada pesan yang lebih menghibur, selain bercerita tentang Maria. 

Menurut Hopkins, Maria adalah 'ibu', karena dari awal Kekristenan, peran kosmik Kristus, sebagaimana diisyaratkan dalam puisinya, diyakini telah dibagikan oleh Maria: Firman Tuhan mengambil bentuk manusia. Melalui Maria kita melihat 'Ketuhanan Allah, Berkecil hingga Bayi'. 

Maria membawa Tuhan ke orbit manusia; dia adalah 'udara keibuan dunia' yang mengelilingi kita---ini mirip dengan kata-kata Kathleen Raine 'Northumbrian Sequence IV', Allah yang agung tersembunyi dari pandangan manusia di '... kesendirian ... langit yang belum tersentuh ... kesunyian raksasa Kosmos', memasuki dunia. 

Surat kepada orang Ibrani mengatakan dalam prolognya bahwa Kristus sebagai '... cahaya kemuliaan Allah ... menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan'. Yang mengagumkan, menurut Hopkins, 'kemuliaan telanjang' dapat membutakan manusia. Tangan Marialah yang menyaring' cahaya yang bersinar' agar sesuai dengan pandangan manusia--- sebuah kepekaan keibuan.

Sahabatku! Cerita tentang Hopkins dan Maria, memang menjenuhkan seperti puisinya. Namun kita tidak menyangka, bahwa puisi Hopkins adalah simbol kualitas sakral dan mistis, yang keduanya menggunakan pendekatan keibuan terhadap misteri pamungkas, yaitu Tuhan. Hopkins, dalam 'The Blessed Virgin', melihat Maria sebagai konteks untuk ekspresi puitis dari misteri yang menyatukan manusia dan Tuhan. Inilah yang sejatinya saya rindukan untuk diceritakan kepadamu.

Petrus Pit Duka Karwayu

26 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun