Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Allah dalam Tubuh yang Rusak: Cerita Wanita Penghibur Korea

22 Juni 2020   21:31 Diperbarui: 22 Juni 2020   21:37 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabatku sepertinya kisah mereka tidak berhenti usai PD II! Itu adalah dosa modernisme, yang kini rupanya menjadi dilema post-modern--- tidak hanya dalam aspek budaya, agama, atau sosio-ekonomi, melainkan pula membuat teologi feminisme mengalami dilema epistemologi. 

Dalam dilema inilah Hwa-Young Chong merumuskan Theology of the Broken Body: sebuah upaya mencari Kuasa Allah dalam tubuh yang rusak (2013)--- tubuh wanita oleh orang Korea disebut "maum". Jika kamu masih berkenan, akan aku ceritakan tentang arti kata maum.

Termin "Maum" () dapat secara kasar diterjemahkan sebagai tubuh--- mirip dengan kata bahasa Cina shin-chee (), untuk menjelaskan tubuh secara fisik. 

Berbeda dengan shin-chee, maum dalam pemahaman Korea diambil dari kata kerja mau-u-da: kumpulan, menunjuk pemikiran-pemikiran, emosi, memori, dan visi yang membentuk satu diri manusia yang unik. 

Singkatnya, maum adalah pusat subjektivitas wanita yang tak tetap, yang secara alamiah terus berubah--- tidak hanya mencakup siklus fisik: pertumbuhan payudara, menstruasi, kelahiran anak hingga menupause, melainkan pula historisitas, sosial, budaya, filosofi, dan lingkungan keagamaan.

Perkembangan pemahaman tubuh wanita ini membentuk stereotipe tentang apa artinya menjadi wanita: tanggung jawabnya dalam rumah tangga dan masyarakat, perilaku-perilakunya yang dapat diterima, termasuk pertanyaan-pertanyaan mendasar menyangkut kebahagiaannya. 

Sahabatku! Idea tentang maum selain banyak yang menerima, menyesuaikan, dan mencoba menjadikannya karakter perempuan ideal, namun banyak juga yang menentang, menolak, bahkan meninggalkan gagasan ini dan memilih jalan hidupnya sendiri.

Sahabatku, wanitaku yang paling kuhargai! Kadang aku bertanya apakah Allah dapat ditemukan dalam tubuh yang rusak? Aku hampir yakin, kalau analisa atas maum dapat dijadikan sebagai visi baru perjuangan teologi feminis: untuk memahami bagaimana inkarnasi Allah termanivestasi dalam perubahan tubuh wanita. 

Kamu pasti tidak menyangka bahwa Teologi Maum berangkat dari kehancuran, kekerasan, dan situasi ketidakadilan yang merepresi keseluruhan tubuh wanita--- "Han" (): ekspresi terdalam perasaan sakit, penderitaan, kepahitan, kebencian, kekosongan, viktimisasi, dan ketidakberdayaan yang tercermin dalam tubuh yang rusak. Ini adalah eksodus teologi publik ke ranah teologi eksistensial yang memperjuangkan hidup dengan mencari daya Ilahi dalam tubuh wanita yang secara 'adanya' dihancurkan, dieksploitasi, diperkosa, hingga dipecah-pecahkan.

Merenungkan tentang wanita penghibur Korea, membuatku teringat akan Nancy L. Eisland dalam "The Disabled God: Toward a Liberatory Theology of Disability" (1994). Ketika usianya masih 13 tahun, ia sudah menjalani 11 kali operasi tulang bawah pinggulnya. Kau dapat membayangkan, bahwa si malang ini selalu berharap, saat pergi ke surga ia masih cacat. Ia meninggal di usia 44 tahun (14 Maret 2010). 

Sahabatku! Yang lebih menarik adalah soal pengalaman imannya akan Kristus dalam Ekaristi: "Yang kita kenangkan dalam Ekaristi adalah Allah yang cacat, yang secara fisik dianiaya, bangkit dari mati, dan hadir di surga dan di bumi-- yang cacat dan yang utuh. Kristus dihadirkan kembali di meja altar tidak hanya berciri persembahan rahmat spiritual melainkan pula secara psikologi menyimbolkan kehancuran seluruh tubuh Kristus".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun