Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Johann Baptist Metz di Tengah Pandemi

9 Mei 2020   13:49 Diperbarui: 9 Mei 2020   13:54 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilsismografo.blogspot.com

Metz melanjutkan, duka tidak mengenal kedaulatan, penderitaan lebih tepatnya ingin diperjuangkan. Itulah mengapa bagi Metz gagasan kemahakuasaan Allah harus dikritik, karena klaim tentang Allah dan Kristus harus memberikan janji masa depan. Pertanyaannya apa artinya mengenang Metz di tengah Pandemi.

Amanah Metz bagi Kita

Pandemi Covid 19 saat ini bukan lagi nama sebuah penyakit, melainkan guncangan dan penolakan paling dalam dari kepenuhan teologi. Metz melalui pengalamannya akan Auschwitz selalu memperingati kita untuk merumuskan teologi yang mengarahkan pandangannya ke bumi. Karena setelah wabah ini, teologi tidak lagi dapat rampung seperti sebelumnya. Teologi terkadang harus diam. Ada kelemahan teologi yang mengetahui jawaban atas semua pertanyaan teodise. Tidak hanya itu, menurut Metz di tengah penderitaan manusia, kita tidak boleh hanya bertanya di mana Tuhan, melainkan pula di mana kemanusiaan?

 Oleh karena itu, teologi yang berangkat dari pengalaman korban juga harus memberikan tanggungjawab etis untuk dikerjakan bersama, Theologie nach Corona (teologi setelah Cornona) adalah juga Kirche nach Corona (Gereja setelah Corona), karena jika ada begitu banyak orang yang mati, namun kita hidup, maka kehidupan bukanlah sebuah anugerah melainkan tugas!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun