Sebenarnya dengan adanya pembuktian materialisme yang berstempel, manusia harus menyadari akan keterbatasan teorinya sediri. Kaum materialis tidak menyadari bahwa kosmos ini, mempunyai realitas yang melampaui penjelasan akal budi. Justru, penjelasan akal budi dalam arti tertentu memiskinkan kekayaan pengertian yang terdapat dalam suatu realitas atau objek. Jalan terakhir, sains pun harus menghargai apa yang menjadi kepercayaan konvensional.
Ada dua reaksi masyarakat dalam film The Contact, masyarakat yang menerima riset dr. Ellie, dan yang menolaknya. Uniknya, alasan penerimaan maupun penolakan tetap bersandar pada realitas Maha Agung di balik agama, 'Tuhan atas sains'. Mereka bukanlah orang-orang akademisi yang berpatokan pada disiplin ilmu, melainkan menyandarkan diri pada pengalaman-pengalaman akan Tuhan, pengalaman mistis. Pengalaman mistis merupakan pengalaman akan hadirat Tuhan yang mengagumkan sekaligus menggetarkan.Â
Pengalaman ini jugalah yang dialami oleh dr. Ellie dalam uji coba penemuannya itu. Beauregard menyebut pengalaman tersebut sebagai 'pengalaman dekat---ajal'.Â
Menurut risetnya, saat seseorang mengalami pengalaman dekat---ajal, kesadaran dirinya akan menembusi suatu terowongan, di mana terdapat cahaya yang membawa masuk orang dalam suatu realitas yang ternyata no-exist dalam dunia fisik. Ia lalu menggunakan pengalaman nyata Pam Raynolds untuk membuktikan bahwa pengalaman dekat-ajal sungguh-sungguh rill.
Pam Raynolds adalah seorang penyanyi dan penulis yang pada tahun 1991 menderita anerisma arteri basilar raksasa (pembengkakan pembuluh darah di batang otak), yang jika pecah, maka ia pun akan terbunuh. Otaknya akhirnya dibedah melalui operation stansill (henti jantung hipotermik). Ia mengalami suatu kematian klinis. Dalam proses bedah itu ia mengaku, ia keluar dari tubuhnya dan menyaksikan proses pembedahan otaknya. Setelah itu ada semacam 'terowongan cahaya' yang membuatnya terasa melayang dari ruang operasi menuju suatu dunia yang amat lain. ia berjumpa dengan keluarganya yang telah lama meninggal, dan realitas jagat yang tercipta dari cahaya itu.
Pengalaman ini berakhir kala pamannya yang juga telah meninggal, membawa Raynolds kembali ke tubuhnya. Pengalaman ini unik, karena realitas yang terjadi ia berada dalam pengawasan para dokter dan secara medis ia sedang mengalami kematian klinis; jantung dalam kondisi fibrilasi ventrikulas dan aktivitas di otak tidak ada. Lebih dari itu, ia pun mengingat segala fakta dari proses pembedahannya yang dapat diverivikasi (The Spiritual Brain, 186). Takhayulkah ini?
 Ada dua penegasan yang dapat diambil dari kasus Raynolds, 1) pikiran, kesadaran, dan diri masih bisa bekerja walau otak tidak berfungsi, 2) pengalaman mistis itu terjadi di saat otak tidak berfungsi, sedangkan neurosains materialisme berpandangan bahwa segala sesuatu termasuk kesadaran muncul dari aktivitas otak (M. Beauregard, The Spiritual Brain, 187).
Pengalaman dr. Ellie Arrroway dalam film The Contact dan kisah Raynolds menunjukan suatu kopleksitas dari manusia yang integral, manusia yang sadar bahwa ada realitas fisik yang dapat dijelaskan secara empiris, namun juga ada realitas metafisik yang dapat dipercayai melalui pengalaman mistis.Â
Kita perlu menyadari bahwa agama maupun sains memiliki kebenaran di dalam pandangan mereka masing-masing. Lebih dari itu, dengan jujur kita harus mengakui pengalaman dua tokoh yang berbeda ini merupakan gugatan terhadap materialisme sekaligus mengembalikan manusia pada sumber asalinya, Tuhan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H