Mohon tunggu...
Simon Constantine Manalu
Simon Constantine Manalu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Tulisan ini bisa disempurnakan atau di edit sewaktu-waktu. siapapun yang belum pernah menulis, tapi punya pendidikan tinggi silahkan menulis dikompasiana, bagi ilmu anda ke masyarakat. dan siapapun yang tidak punya pendidikan yang tinggi tapi punya niat dan hobi menulis, salurkanlah dikompasiana. serta siapapun yang kerjanya hanya bisa berkomentar ria untuk membully tanpa pernah menulis, belajarlah untuk menulis dan jangan hanya berkomentar ria untuk membully. Catatan: 1. Menulis itu tidak gampang..., apalagi menulis dikompasiana...!!! buktikan saja dulu...!!! 2. Buang Titel S2 dan S3 MU jika kau tak mau membagi ilmumu untuk masyarakat dalam bentuk tulisan dikoran cetak dan online...!!! 3. Titel S2 dan S3 bukan untuk gaya-gayaan bro sista. 4. Bagi Pemilik Titel S2 dan S3 tanya dosenmu: "apakah yang bergelar S2 dan S3 wajib membagi ilmunya ke masyarakat dalam bentuk tulisan meski sudah dapat gelar?." 5. STOP BULLY

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penulis Mengapresiasi Aksi Sandiaga Uno Ketika Menukarkan Aset Dollarnya ke Rupiah

13 September 2018   18:31 Diperbarui: 3 November 2018   02:12 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah menguatnya nilai tukar dollar AS terhadap rupiah seminggu yang lalu. Kita mengetahui bahwa bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mendatangi salah satu tempat penukaran uang di Plaza Senayan Jakarta Pusat dengan tujuan untuk menukarkan sebagian aset dollar miliknya dengan rupiah. Ia menukarkan uang sebesar 1000 dollar ke rupiah.

Sandiaga Uno menyebut aksinya sebagai upaya memperkuat ekonomi nasional. Seribu dollar yang ia tukarkan menurut Sandiaga Uno hanyalah tindakan simbolis. Sandiaga Uno mengaku bahwa dia sudah menukarkan 95 % aset dollarnya ke rupiah.

Atas aksinya ini banyak yang berpendapat bahwa Sandiaga Uno melakukan politik pencitraan. Tanpa malu-malu, Sandiaga Uno pun mengakui bahwa memang tindakannya tersebut adalah politik pencitraan. Bagi Sandiaga Uno politik pencitraan yang dilakukannya sangat  dibutuhkan untuk  menggerakkan para peternak dollar agar  menukarkan aset dollar mereka ke rupiah.

Menurut penulis, politik pencitraan yang dilakukan oleh Sandiaga Uno adalah hal yang lumrah dan pantas dilakukan mengingat sandiaga uno adalah politisi dan politik pencitraan yang dilakukannya bukanlah dilarang secara undang-undang.

Akan tetapi, penulis sedikit merasa kecewa atas aksi tukar dollar ke rupiah yang dilakukan oleh Sandiaga Uno dikarenakan  Sandiaga Uno melakukan aksi tukar dollarnya ke rupiah pada waktu momen pilpres padahal jauh sebelum momen pilpres berlangsung, Presiden Joko Widodo sudah menghimbau para peternak dollar agar  menukarkan aset dollar mereka ke rupiah.

Bagi penulis, aksi tukar dollar ke rupiah yang dilakukan oleh Sandiaga Uno tidak terlepas dari naluri bisnisnya dan kepentingan politiknya pada momen pilpres.

Dan ketika Sandiaga Uno menukarkan 95 % aset dollarnya ke rupiah pada saat harga dollar sedang tinggi-tingginya  pasti dia memperoleh keuntungan dari tindakannya itu. Dan disinilah naluri bisnisnya bekerja.

Di sisi lain, penulis berasumsi bahwa disaat Sandiaga Uno menyandang predikat sebagai bakal calon wakil  presiden dan dia menukarkan aset dollarnya ke rupiah pada saat momen pilpres serta disaat harga dollar sedang tinggi-tingginya maka dia memperoleh keuntungan dan hasil keuntungan dari penukaran dollarnya tersebut ke rupiah dapat dipergunakan untuk dana taktis politik.

Meskipun pandangan penulis sedemikian rupa tapi penulis tetap mengapresiasi atas aksi Sandiaga Uno dalam menukar dollar ke rupiah dikarenakan Sandiaga Uno melakukan politik pencitraan yang positif dikala rupiah melemah  pada saat momen pilpres.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun