فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ،
وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۗوَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ.
Ayat ini Menyampaikan kisah Qarun untuk diambil pelajaran. Qarun dengan segala kemegahannya memukau sebagian manusia. Saat melihat kebesaran Qarun sebagian manusia berangan-angan memliki keberuntungan laksana Qarun. Merekalah yang terpedaya dengan kemewahan dunia.
Pada saat Allah menenggelamkan Qarun beserta semua hartanya, dan tidak ada orang yang menolongnya, maka sebagian manusia menjadi tersadar akan kebesaran Allah swt. Bahwa Allahlah yang memberi rejeki. Manusia tidak diperbolehkan sombong, karena harta hanya titipan sang pemilik, Allah swt.
Macam-macam Kebajikan. QS al-Baqarah (2): 177
لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan sebuah pertanyaan seorang laki laki tentang al–bir (kebajikan). Setelah turun ayat ini kemudian Rasulullah saw. memanggil kembali laki laki itu dan membacakan ayat tersebut. Ayat ini turun sebelum diwajibkannya salat fardu. Kala itu, bagi seseorang yang sudah bersyahadatain kemudian meninggal dalam keadaan beriman, maka harapannya dia mendapatkan kebaikan. Namun orang Yahudi beranggapan bahwa kebajikan itu jika salat menghadap ke Barat, sedang orang Nasrani menghadap ke Timur.
Adapun tanda-tanda orang yang benar-benar beriman dan bertakwa adalah sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini, sebagai berikut :
- Iman (keyakinan) terhadap adanya Allah swt. hari pembalasan malaikat-malaikat, kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah swt. melalui para utusan-Nya.
- Mendirikan salat, artinya melaksanakan pada waktunya dengan khusyu‟ lengkap dengan rukun-rukunnya dan syarat-syaratnya.
- Menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya. Di dalam al-Qur‟an apabila disebutkan perintah mendirikan salat selalu pula diiringi dengan perintah menunaikan zakat, karena antara shalat dan zakat terjalin hubungan yang sangat erat dalam melaksanakan kebaktian dan kebajikan, salat adalah pembersih jiwa, sedangkan zakat adalah pembersih harta.
Bermegah-megahan di Dunia. QS al-Ma'un (107): 1–7
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ, فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ, وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ, فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ, ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ, وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ