Mohon tunggu...
Pitaloka Bintang D Muhtar
Pitaloka Bintang D Muhtar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Halo semuanya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikoanalisa Sigmund Freud

23 November 2022   21:22 Diperbarui: 23 November 2022   21:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Pitaloka Bintang
NIM : 1405621040
Pendidikan Sosiologi B 2021

PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

Freud lahir di Freiberg pada 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada 23 September 1939. Pada tahun 1873 Freud masuk fakultas kedokteran Universitas Wina. Ketertarikannya pada neurologi membawanya untuk berspesialisasi dalam pengobatan gangguan saraf. Freud belajar dengan Joseph Breuer seorang Psikiater di Wina dan psikiater Prancis Jean Charcoat tentang metode histeria dan hipnotis.

DEFINISI PSIKOANALISIS

1. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu metode penelitian proses mental yang hampir tidak sebelumnya tersedia untuk penelitian ilmiah.
2. Istilah ini berarti teknologi menyembuhkan gangguan jiwa yang dialami oleh neurotik.
3. Sebuah istilah untuk menggambarkan keseluruhan pengetahuan psikologis diperoleh melalui metode dan teknik di atas.
4. Ilmu psikologi yang menekankan dinamika dan faktor psikologis menentukan tingkah laku manusia.

TENTANG PSIKOANALISA FREUD

Menurut Freud, pada manusia ada 3 tingkat kesadaran:
1. Tak sadar (unconscious) : Bagian terpenting dari jiwa manusia; berisi insting; dorongan; impuls yang di bawa sejak lahir;  pengalaman2 traumatik.
2. Pra sadar (preconscious) : "memori siap"; semula disadari tapi kemudian tidaklagi dicermati ( mimpi, lamunan, salah ucap, mekanisme pertahanan diri)
3. Sadar (conscious) : Pikiran; persepsi; perasaan; ingatan

Menurut Freud, ada 2 macam insting dalam diri manusia :
1. Insting hidup (eros)
2. Insting mati (thanatos)
Insting hidup dan insting mati dapat bercampur dan menetralisir satu sama lain. Misalnya, makan adalah perpaduan antara makan dan naluri destruktif yang dapat dipuaskan dengan menggigit, mengunyah, dan menelan makanan.

MEKANISME PERTAHANAN
Ada 3 tipe kecemasan:
1. Kecemasan Realistis -> Takut akan bahaya nyata di dunia luar. Ketakutan ini adalah asal dari ketakutan neurotik dan ketakutan moral.
2. Kecemasan Neurotik -> Takut dihukum oleh elemen yang lebih kuat dari dirinya sendiri.
3. Kecemasan moral -> takut melanggar standar nilai yang ada.

Menurut Freud ada 9 mekanisme pertahanan yang dilakukan individu:
1. Represi
2. Pembentukan reaksi
3. Proyeksi
4. Pemindahan reaksi (displacement)
5. Rasionalisasi
6. Supresi
7. Sublimasi
8. Kompensasi
9. Regresi

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN (SEKSUALITAS)

1. Fase oral (usia 0-3 tahun)
Mulut adalah area utama aktivitas dinamis atau area kepuasan seksual yang dipilih oleh naluri seksual.
2. Fase anal (usia 1-3 tahun)
Rektum adalah area utama aktivitas dinamis, pendudukan, dan fokus anticathexis pada duduk di pispot yang lama. Semua bentuk pengendalian diri dan pengendalian diri berasal dari tahap anus.
3. Fase falis/phalic (usia 6-7 tahun).
Kenikmatan seksual terdapat pada alat kelamin, namun berbeda dengan kepuasan seksual orang dewasa. Pada tahap ini, kepuasan yang didapat dari aktivitas seksual tidak dikaitkan dengan tujuan perkembangan keturunan.
4. Fase latent (7-8 tahun - 12-13 tahun)
Pada tahap ini, anak mengembangkan keterampilan sublimasi, yaitu. H. mereka menggantikan kepuasan non-seksual untuk kepuasan libido, terutama di bidang hubungan intelektual, atletis, keterampilan, dan persahabatan. Anak-anak lebih mudah mempelajari sesuatu daripada sebelum dan sesudah (remaja). Percepatan pembentukan superego.
5. Fase Genital (12 - Dewasa)
Perkembangan karakteristik seksual sekunder (suara, rambut, payudara, dll.) dan perkembangan seksual primer. Dorongan seksual mulai disalurkan (kegiatan kelompok, pelatihan karir, cinta lawan jenis, dll.), orientasi sosial, realistis, altruistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun