Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Berkunjung ke Surga Kecil yang Tersembunyi di Gunung Palung

24 Januari 2025   11:11 Diperbarui: 24 Januari 2025   16:19 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan gantung menjadi salah satu pemandangan menarik ketika berkunjung ke Gunung Palung selain hutan dan biodiversitas lainnya.(Foto dok : Pit/YP).

Berkesempatan langka, mungkin itu kata yang cocok untuk dikatakan ketika bisa berkunjung ke Taman Nasional Gunung Palung. Ya, dikatakan kesempatan langka karena tidak semua orang bisa berkunjung ke sana (Taman Nasional Gunung Palung).

Kunjungan kami kali ini tentunya sudah mendapatkan izin masuk Kawasan (SIMAKSI) dari Pihak Balai Taman Nasional Gunung Palung (Balai TANAGUPA) yang juga mitra kerja dari Yayasan Palung (YP).

Pada kesempatan tersebut, kami dari YP melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah untuk menyelenggarakan Rapat tahunan 2025 yang bertempat di Stasiun Riset Cabang Panti, TANAGUPA. Selama lima hari berkegiatan (Senin 13-17 Januari 2025).

Pada Senin (13/1/2025), kami berangkat menuju Taman Nasional Gunung Palung. Ada yang berangkat dari jalur air menggunakan long boat (perahu sampan bermesin, masyarakat setempat menyebutnya kato) dan ada yang berjalan kaki. Pada kesempatan tersebut, yang berangkat menggunakan long boat harus berangkat dari Dusun Semanjak, Desa Benawai Agung, Kabupaten Kayong Utara. Sedangkan yang berjalan kaki berangkat dari Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kabupaten Kayong Utara.

Untuk sampai di Taman Nasional Gunung Palung, jika berjalan kaki membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam perjalanan. Dan jika menggunakan long boat membutuhkan waktu 5 jam atau lebih, apa lagi jika air sungai surut bisa sampai 7-8 jam baru sampai tujuan.

Setelah sampai di TANAGUPA yang jika boleh diibaratkan adalah surga kecil yang tersembunyi yang ada di Gunung Palung. Rasa lelah/capek terobati oleh ragam tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitar.

Ya, Gunung Palung jika boleh kukatan adalah surga kecil karena di tempat ini surganya ragam tumbuhan Dipterocarpaceae seperti tumbuhan yang mendoninasi seperti meranti termasuk tengkawang dan tekam), keruing, resak dan merawan; mata kucing.  Selain itu ada rambai hutan; kapol, tampoi, pangal, kelentit nyamuk (Baccaurea spp.), terap, kubing, kepuak, mentawak (Atocarpus spp.) asam (mangga, lembawang), durian hutan (teratong dan temperanang, temberanang).

Kami sangat beruntung ketika ke Gunung Palung pas musim buah raya. Ini buah Teratong. (Foto: Pit/YP).
Kami sangat beruntung ketika ke Gunung Palung pas musim buah raya. Ini buah Teratong. (Foto: Pit/YP).

Tidak hanya itu, ada jantak/limat, menjalin (Xanthophyllum), berbagai jambu hutan (Syzygium spp.) dan kayu ara (Ficus spp.), buah kempening, mempening dan tempilik, kenari hutan, keminting (bukan kemiri; Blumeodendron), dan berangan. Serta tumbuhan yang bisa membuat iritasi berat yaitu rengas (Gluta, Melanochyla).

Selain itu, tempat ini juga menjadi tempat hidup ragam satwa tidak terkecuali orangutan, kelempiau, kelasi, ragam jenis burung, tidak terkecuali Burung Rangkong/Enggang.

Hawa sejuk sudah terasa saban waktu, rinai rintik hujan yang kadang tiba-tiba datang tanpa diundang, tapi itulah penanda bahwa tempat ini adalah hutan hujan tropis mega biodiversitas karena keaneragaman hayatinya tinggi.

Kembali ke cerita rapat tahunan, pada hari kedua kami berada di TANAGUPA, Selasa (14/1/2025) kegiatan hari pertama rapat tahunan dimulai.

Pada kesempatan itu, semua Program baik Riset dan Konservasi Yayasan Palung melakukan presentasi terkait apa-apa kegiatan yang sudah dilakukan dan capaian apa saja yang sudah dicapai.

Sebelum kegiatan rapat tahunan dimulai, diawali oleh kata sambutan dari Prof. Dr. Cheryl Knott.  Kegiatan rapat tahunan 2025 ini juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Palung, Wahyu Susanto dan diadiri pula oleh Field Direktur Yayasan Palung, Edi Rahman. Selain itu juga, dihadiri pula oleh oleh Kepala Resort di Stasiun Riset Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung, Endro Setiawan, M.Si.

Dalam rapat tahunan tersebut, Program Riset mendapat kesempatan pertama untuk memaparkan terkait kegiatan dan capaian serta evaluasi kegiatan di tahun 2024. Selanjutnya pemaparan dari pemaparan dari Program Perlindungan dan Penyelamatan Satwa, Selanjutnya dilanjutkan oleh Program Sustainable Livelihood (Program Mata Pencaharian Berkelanjutan), dilanjutkan dengan Program Hutan Desa (HD), dan Program Pendidikan Lingkungan dan Media Kampanye, dan yang terakhir dari Program Admin Yayasan Palung. Dilanjutkan pada malam harinya diskusi yang dipandu oleh Beth Jane Barrow.

Saat rapat tahunan berlangsung. (Foto dok. Wahyu Susanto/Yayasan Palung).
Saat rapat tahunan berlangsung. (Foto dok. Wahyu Susanto/Yayasan Palung).

Pada hari kedua Rapat tahunan, Rabu (15/1/2025), semua program YP (Konservasi dan Riset) menyampaikan presentasi rencana kerja tahunan (RKT) tahun 2025. Semua manager program Yayasan Palung berkesempatan memaparkan presentasi tentang rencana kegiatan.

Malam harinya (15/1), kami diajak oleh Tim Laman untuk menonton film seri BBC yang berjudul "The Mating Game" yang salah satu videonya tentang burung ruai (Argusianus argus) yang ada di Taman Nasional Gunung Palung. Kami juga diajak untuk menonton film singkat tentang burung surga (burung cendrawasih) yang ada di Papua.

Keesokan harinya, Kamis (16/1) Kami berkesempatan untuk melakukan fieldtrip (kunjungan lapangan) sekaligus mandi di air terjun LC yang berlokasi tidak jauh dari Camp (Stasiun Riset Cabang Panti) tempat kami berkegiatan.

Berkesempatan berkunjung ke air terjun di Gunung Palung. (Foto dok: Wahyu Susanto/Yayasan Palung).
Berkesempatan berkunjung ke air terjun di Gunung Palung. (Foto dok: Wahyu Susanto/Yayasan Palung).

Semua rangkaian kegiatan rapat tahunan 2025 yang dilaksanakan dengan sukses, kami pun menyempatkan untuk berfoto bersama. Pada malam harinya kami berkesempatan untuk ramah tamah dan malam keakraban.

Foto bersama, Keluarga Besar Yayasan Palung. (Foto dok: Wahyu Susanto/YP). 
Foto bersama, Keluarga Besar Yayasan Palung. (Foto dok: Wahyu Susanto/YP). 

Pada Jumat (17/1), kami harus menyudahi semua rangkaian kegiatan (semua rangkaian sudah selesai dilakukan), dan kami semua kembali ke Kayong Utara dan Ke Ketapang, menggunakan jalur air dan darat. Kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak Balai Taman Nasional Gunung Palung atas kesempatan yang luar biasa bagi Yayasan Palung hingga kami bisa menggelar kegiatan di TANAGUPA.

-------------------------------------

Pengelolaan Stasiun Riset Cabang Panti dilakukan oleh Balai Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA) dan bekerjasama dengan Yayasan Palung (YP) / Gunung Palung Orangutan Conservation Program (GPOCP). Penelitian ilmiah dilakukan oleh Biologi Universitas Nasional dan Boston University.

#exploringbeuaty #conservingdiversity #supportingprosperity #tamannasionalgunungpalung

 Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun