Setiap kita pasti mengeluarkan kata-kata dalam tutur kata (Bahasa) kita saban waktu
Kata yang terucap itu pun memiliki dan memberi arti
Kata tentang apa saja, tergantung kita mau mengluarkan kata-kata apa
Kata dan arti kata pun selalu memberi dampak, tergantung bagaimana kita menyuarakan kata-kata itu.
Kata yang memberi arti, tentang apa komunikasi/bahasa/tutur kata yang disampaikan
Karena terkadang kita lupa kata ketika berucap
Khilaf itu yang tak jarang terjadi
Kita dan kata seolah menjadi riuh ketika terlepas tanpa sadar.
Adab dan ilmu cenderung sering dihadapkan saat sekarang tak seiring sejalan
Ego kita dengan kata pun sering bermain hingga lepas kendali
Nada kata tentang cinta tetapi dusta mendera, lihat hutan, lihat tanah air kita
Budaya tentang kata dan norma sopan santun pun sudah semakin jarang dijumpai.
Tengoklah, nada kata bicara terkadang di luar logika
Tingkah polah sewenang-wenang diri mengagungkan ilmu tetapi lupa adab, tak mengkritik tetapi ini pada diri kita sendiri
Kita lupa dengan tutur kata kita, kita tanpa sadar merendahkan diri atau pun orang lain
Tak sedikit yang tersakiti tak ubah seperti hutan rimba yang sudah semakin sulit berdiri dan menjulang tinggi.
Ya, tutur kata bisa mendera dan juga mencederai diri, siapa pun kita
Ruah dogma kebaikan sama halnya dengan kegusaran ragam satwa yang sudah terkepung di sisa-sisa tajuk-tajuk yang sudah semakin sulit berdiri kokoh karena kalah oleh deru mesin yang menggerus sepanjang waktu
belum cukup mengalahkan ego diri kita yang merasa serba dari segalanya hingga tak jarang pula menyalahkan satu sama lainnya
Kata kita yang sudah terlanjur keluar sama riuhnya dengan suara akar rumput yang semakin tercerabut.
Ada pula diantara kita yang terlalu lupa kata terima kasih kepada Sang Pencipta dan menganggap diri paling mampu, namun lupa diri hingga tersandung dan terjerembab oleh tingkah polah diri sendiri
Kata dan janji pun terkadang sering terucap,
Namun belenggu dosa tatapi bukan suci acap kali mengkebiri hati
Iri dengki, tinggi hati sepertinya sudah ada dalam diri hingga sulit terkendali hingga memuncak menyalahkan seisi hati dan bumi pertiwi ini.
Ucapan kata berujar berbuat sesuatu yang baik, tetapi jarang terealisasi
Diri pribadi cenderung kalah karena sikap dan adab yang terkadang sulit mengalah
Tingkah polah cenderung tanpa ragu berkata dusta demi diri tanpa rasa
Kita semakin sering memaki diri dan orang lain, memanfaatkan tanpa ingat maaf dan kasih
Tak jarang berujar/ujaran bisa berpengaruh hingga gaduh bergemuruh
Semua mengelak ketika kata luluh lantak, terjerembab, hilang lenyap, menangisi nasib bumi ibu pertiwi
Itu ada, itu nyata; kita dan satwa, rimba yang tak lagi bisa nyata bersama
Berita bercerita tentang kata-kata fakta yang memberi makna sebagai cara agar semua bisa harmoni.
Â
Ketapang, Kalbar, 9 Desember 2024
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H