Nada kata tentang cinta tetapi dusta mendera, lihat hutan, lihat tanah air kita
Budaya tentang kata dan norma sopan santun pun sudah semakin jarang dijumpai.
Tengoklah, nada kata bicara terkadang di luar logika
Tingkah polah sewenang-wenang diri mengagungkan ilmu tetapi lupa adab, tak mengkritik tetapi ini pada diri kita sendiri
Kita lupa dengan tutur kata kita, kita tanpa sadar merendahkan diri atau pun orang lain
Tak sedikit yang tersakiti tak ubah seperti hutan rimba yang sudah semakin sulit berdiri dan menjulang tinggi.
Ya, tutur kata bisa mendera dan juga mencederai diri, siapa pun kita
Ruah dogma kebaikan sama halnya dengan kegusaran ragam satwa yang sudah terkepung di sisa-sisa tajuk-tajuk yang sudah semakin sulit berdiri kokoh karena kalah oleh deru mesin yang menggerus sepanjang waktu
belum cukup mengalahkan ego diri kita yang merasa serba dari segalanya hingga tak jarang pula menyalahkan satu sama lainnya
Kata kita yang sudah terlanjur keluar sama riuhnya dengan suara akar rumput yang semakin tercerabut.
Ada pula diantara kita yang terlalu lupa kata terima kasih kepada Sang Pencipta dan menganggap diri paling mampu, namun lupa diri hingga tersandung dan terjerembab oleh tingkah polah diri sendiri