Kekayaan Kehati (mega biodiversitas) yang ada seperti ragam tumbuhan dan satwa yang ada di Indonesia. Ragam satwa seperti orangutan, bekantan, burung enggang dan ragam tumbuhan seperti kantong semar serta anggrek hitam dan juga mungkin masih banyak yang lainnya seperti tanam tumbuh lainnya seperti ramin, pohon dipterocarpaceae dan ragam ficus.
Peran dari semua kita (berbagai pihak) tentu menjadi satu tujuan bersama yaitu menyelamatkan keanekaragaman hayati yang masih ada (yang tersisa) ini.
Mengingat, acap kali kita acuh dengan apa yang ada disekitar kita. Tidak jarang kita lebih sibuk dengan ego sendiri dengan tingkah polah kita.
Kita terkadang abai, abai dengan apa yang terjadi di sekeliling kita. Kita terkadang ego dengan tingkah polah yang mengorbankan lingkungan di sekitar kita.
Lihatlah, tidak sedikit hutan tanah dan kehati yang tergadai bahkan terkikis menjelang habis karena ulah pongah kita.
Ragam biodiversitas yang menjadi rumah bagi ragam satwa dan tumbuhan tidak sedikit yang tergadai bahkan nyaris hilang tidak bersisa. Â Keberagaman hayati yang tersisa ini tentu masih sedikit asa agar tidak hilang selamanya.
Karena, tidak sedikit satwa yang hilang rumahnya berupa hutan bahkan rimba raya yang tak lagi raya. Ragam satwa dan tumbuhan yang mendiami bentang alam di hutan hujan tropis Indonesia tentu dengan harapan boleh berlanjut hingga selamanya.
Tumbuhan mulai tercabut/tercerabut oleh tangan-tangan tidak terlihat. Raung tangis satwa menggema mengadu tentang nasib yang tidak pasti. Ibarat masa depan yang tidak jelas, sama seperti alam yang sering menangis yang tidak jarang pula disebut bencana alam karena sering datang tiba-tiba mendera kita.
Tangan-tangan penolong dinanti untuk peduli kepada nasib seisi bumi berupa ragam keanekaragaman hayati ini, tentu dengan cara-cara sederhana yang kita miliki.
Berharap, tangan-tangan penolong bisa meyelamatkan kita dan keanekaragaman hayati yang tersisa ini. Dengan demikian kita bisa saling memberi harmoni. Sebab, Kita ingat, Sang Kuasa memberi isi bumi ini berupa Keanekararagaman Hayati sebagai titipan yang harus dijaga, dirawat dan dilestarikan sampai nanti. Semoga saja...
Petrus Kanisius-Yayasan Palung